APAAAAAAAAAAAAAA.
"Jadi kamu penulisnya?" tanyaku pada Kriss dengan penuh penasaran.
"Iya, coba kamu lihat nama penulisnya disana , nama penulisnya ER singkatan dari Elaine Riyanti hehe" tertawa Elaine padaku.
Aku masih kaget tidak karuan, bagaimana tidak kaget, Elaine Riyanti kebanggaan para siswa dan guru disekolah ini ternyata adalah seorang penulis, dan lebih parahnya orang yang aku sukai ini adalah seorang penulis novel yang karyanya telah dibukukan, dimana itu adalah Impianku.
"Aku tidak pantas untuk mendekatinya" gumamku dalam hati.
"Kamu sejak kapan menulis?" tanyaku penasaran pada Elaine.
"Hmmm uda lama sih, soalnya menurutku menulis itu seru, kita bisa menuliskan semua khayalan kita kedalam sebuah tulisan" jawab Elaine dengan penuh semangat.
"Wahhh kayanya udah pengalaman nih ya hehehe, aku baru mulai mau nulis ceritaku, tapi aku bingung banget buat mikirin ceritanya" ucapku pada Elaine dengan suara lesuh.
"Berjuang yah, jangan nyerah untuk jadi seorang penulis, aku tunggu karya kamu loh" Elaine memberi semangat padaku.
"Baiklah aku tidak akan menyerah, apalagi sudah mendapatkan semangat darimu. itu akan semakin membuatku semangat, Aku berjanji suatu hari nanti aku akan menjadi penulis novel yang ceritanya berkualitas dan dikenal banyak orang" teriak ku bersemangat.
Hari itu aku menghabiskan jam kosong dikelas ku dengan berbincang bersama Elaine. Walaupun aku duduk sebangku dengan-nya, tapi aku jarang sekali bisa berbincang akrab dengan-nya, itu membuatku sedikit senang dan semakin menyukainya.
......
......
......
Malam harinya
"WOY LU LAGI NGELAMUNIN APA BRO" sahut seorang pria berkacamata kepadaku.
"Aku lagi ga ngelamunin apa apa kok Ki".
Pria berkacamata itu adalah teman yang paling dekat denganku, bisa dibilang dia adalah sahabatku. Namanya Riki Alvarez.
Aku sudah mengenalnya dari SMP, dia satu-satunya orang yang selalu mendekatiku hingga kami bisa menjadi sedekat sekarang. Tapi saat aku masuk SMA, aku dan Riki tidak satu sekolah, karna Riki ingin masuk ke SMK sedangkan aku masuk ke SMA.
Tapi meski begitu, dia selalu datang ke tempatku setiap malamnya hingga persahabatan kami tetap terikat.
"Ga usah bohong deh, aku bisa langsung tahu dari raut muka mu, ayo ceritain ke aku ada apa?" tanya Riki pada ku.
"Aku memang tidak bisa membohongimu ya hahaha, Jadi sebenarnya aku ingin menulis sebuah novel Ki" jawab ku pada Riki.
"Lah terus apa masalah nya bro?"
"Aku ga punya ide cerita Ki"
"Aku kurang ngerti soal novel sih, jadi kayanya aku gabisa kasih solusi deh, maaf ya bro"
"Gpp Ki, aku sudah punya solusinya kok, solusinya adalah dengan mendapatkan seorang pacar supaya aku bisa menciptakan novel romantis yang berkualitas, karna romantis kan tumbuh dari cinta jadi menurutku aku harus merasakan cinta itu sendiri ".
"HAAA JADI CERITANYA ELU MAU CARI PACAR NIH BRO" teriak Riski penuh kaget.
"Iya, tapi jangan teriak-teriak soalnya aku cuma ngasih taunya ke kamu" bisik ku pada Riski.
"Tenang, rahasia aman kok kalo sama aku, jadi siapa nih yang mau dijadiin pacar sama kamu bro?" tanya Riski.
"Cewek yang duduk disebelah ku, dia baik terus populer. yang paling luar biasanya nih, dia udah nerbitin buku sendiri loh" jawab ku pada Riski.
"Kalo begitu semangat ya buat dapetinnya, kalo udah jadian jangan lupa buat ngenalin ke sahabatmu ini" ucap Riski.
Malam itu kami berbincang sangat panjang sampai Riski pulang kerumahnya, dan aku langsung masuk ke kamar untuk memikirkan cara mendekati Elaine.
......
......
......
Keesokan harinya di sekolah