"Hai teman-teman , kenalin nama ku Enes Verensia kalian bisa manggil Enes hehehe, aku pindah kesekolah ini karena Ayah ku ditugaskan ke kota ini, salam kenal ya semoga kita bisa berteman baik" ucap seorang perempuan yang ceria dengan penuh senyum di depan kelas.
Sepertinya ada anak baru yang masuk ke kelasku, tapi aku tidak terlalu peduli dengan anak baru itu. Walaupun anak cowok dikelas ini sudah teriak seperti orang gila karna anak baru ini yang lumayan cantik.
"Wah kamu cantik ya" ujar seorang cowok dikelasku.
"Kalau cantik sih, masih cantikan Elaine lah" ucapku pelan.
"Wah makasih ya, tapi anak baru itu memang cantik kok" ucap Elaine padaku.
Sial, aku tidak sengaja keceplosan mengucapkannya, sekarang aku jadi malu untuk berbicara pada Elaine.
"Enes silahkan memilih bangku yang kosong untuk di duduki" ucap guru yang mengajar kepada anak baru yang bernama Enes itu.
Kalo di pikir-pikir, bangku kosong yang tersisa dikelas ini tersisa satu, yaitu bangku yang ada dibelakang ku. Sebenarnya bangku yang dibelakang ku ini ada yang menempati, tapi yang menempatinya baru saja berhenti dan bangkunya sekarang kosong ga ada yang menempati.
Seperti pikiranku, anak baru ini langsung duduk dibelakang ku, semoga saja anak baru ini tidak ribut seperti penghuni sebelumnya.
"Hei kamu cowok yang ada didepan, kenalan yuk" sahut Enes kepadaku.
Tentu saja aku mengabaikan sahutannya, aku tidak ingin berurusan dengan anak baru ini.
"Jawab dong, masa Enes dicuekin nih" sahutnya kembali.
Anak baru ini sangat menyebalkan dan berisik, sepertinya aku harus membalas sahutannya untuk membuat mulutnya diam.
"Jawab, jawab, jawab, jawab" merengek Enes.
"Kamu berisik banget sih" ucapku padanya.
"Nah gitu dong, kalo Enes panggil tuh harus dijawab jangan dicuekin" ucapnya.
"Kamu lucu banget sih Nes" ucap Elaine pada Enes.
"HAAA Elaine bilang dia lucu, dia tuh ga ada lucu-lucunya yang ada di tuh super berisik dan menyebalkan" gumamku dalam hati.
"Kalian yang disana jangan berisik, kenalan-nya nanti saja pas istirahat, kita akan segera memulai pelajaran kita" ucap guru yang mengajar.
Tenggggg
Tenggggg
Tenggggg
Bel istirahat berbunyi dan para murid kocar kacir entah kemana, tapi seperti yang kuduga pasti sekelilingku akan dipenuhi dengan suara berisik hari ini karena adanya murid baru.
"Nama kamu Enes ya? kamu cantik deh"
"Iya, makasih ya pujiannya".
"Enes mukamu imut deh".
"Hehehe makasih pujiannya".
"Mereka menyebalkan sekali, kaya ga ada pertanyaan lain saja, udah jelas kalau yang paling cantik dan imut itu Elaine" gumamku geram.
"Mukamu kenapa Kriss, kok cemberut?" tanya Elaine padaku.
"Gapapa kok, aku ga cemberut kok" jawabku padanya.
"Jangan-jangan kamu suka sama Enes ya, terus kamu liat dia dikelilingi sama cowok-cowok, terus kamu cemberut deh, hayo ngaku kamu cemburu kan" ucap Elaine dengan suara jail.
"Kamu suka sama aku ya? kenapa ga kasih tahu aku langsung aja hehehe" sahut Enes dari belakang.
"Iya nih, kayanya dia suka sama kamu deh Enes soalnya mukanya cemberut dari tadi pas kamu dikelilingi cowok-cowok" jawab Elaine pada Enes.
Mereka membicarakan-nya dengan suara yang nyaring, situasinya jadi kacau dan sekarang para cowok-cowok sedang melirikku dengan mata yang tajam.
Tiba-tiba datang seorang pria yang tidak lain adalah Anton dan gengnya, dia langsung saja menarik-ku keluar dari tempat duduk-ku, setelah itu dia langsung mendorongku sampai terjatuh.