Menggapai Pelangi

Agusman
Chapter #2

Nasihat Dikala Hujan Untuk Kebaikan Di Masa Depan

“Leo, cepat Nak. Kau antar dulu bapakmu” Pekik ibu Sormin dari dapur. Lima menit yang lalu Leo baru saja dibangunkan ibunya dari tidur pulasnya. Saat diperintahkan ibunya, Leo belum benar-benar sadar, ia masih malas-malasan, duduk di sudut kanan ranjang, sambil mengucek matanya yang masih sulit terbuka dan mengisi kesadaran dirinya.

“Leo cepat,” Teriak pak Samuel dari jalan tepat di depan rumahnya. Saat itu pak Samuel telah duduk di atas sepeda motornya, siap berangkat ke tempat yang ingin di tujunya. “sudah gerimis ni” Intonasi suara pak Samuel semakin mengeras dengan leher agak terangkat ke atas.

Panggilan pak Samuel yang cukup lantang tak juga bersambut manis. Ia menggelengkan kepala tiga kali dan turun dari sepeda motornya, celingak-celinguk dari pagar rumahnya untuk kembali memanggil anaknya “Leo cepatlah,” keluhnya sekali lagi “gerimis sudah mulia turun” tambahnya lantang.

Cepat-cepat ibu Sormin menuju pintu kamar Leo dan kembali memerintah anaknya untuk segera bangun. “Leo cepatlah, bapakmu sudah menunggu.” Tanpa menjawab Leo segera ke kamar mandi untuk mencuci mukanya yang masih kusut dan sedang menambah kesadaran dirinya.

Di luar sana, pak Samuel kembali memanggil, “Leo, cepatlah sedikit. Sudah gerimis ni.”

“Ia pak, ia pak. Sebentar” Pekik Leo dari dalam rumah yang sayup-sayup terdengar Pak Samuel.

Pak Samuel pun kembali menaiki sepeda motornya, menancapkan kunci di samping kanan tepat pada leher sepeda motornya, memutar ke kanan perlahan dan mulai menekan tombol kuning dengan jari jempol kanannya. Pak Samuel kembali berteriak, “Nak, cepatlah sedikit. Nanti keburu hujannya lebat, tak bisa pergi kita” Pekik Pak Samuel sekali lagi saat anaknya baru saja memasang alas kakinya di depan beranda rumah.

 “Maaf Pak, tadi lagi cuci muka, jadi Leo tak dengar” terang anaknya saat sudah duduk di boncengan belakang bapaknya.

“Kamu ya,” keluh Pak Samuel sambil geleng kepala saat mendengar alasan anak bungsunya yang beberapa minggu ke depan akan menduduki kursi sekolah menengah atas. “cita-cita saja yang tinggi, bangun tak mau berpagi-pagi. Orang yang bangunnya kesiangan,” terangnya lagi “agak keteteran untuk mewujudkan impian. Kalau mau hidupmu jauh lebih berenergi, bangunlah lebih pagi. Lari pagi, atau berbuatlah sesuatu sejak pagi. Belajarlah dari abangmu, lihatlah dia sekarang sudah lebih sukses dari bapakmu ini. Cita-citanya terwujud berkat bangun pagi dan melakukan pekerjaan sejak pagi”

“Iya pak, iya pak. Besok-besok Leo bangun lebih pagi” Jawab Leo singkat dan agak jengkel, dengan raut muka merah padam sambil membatin dalam hatinya, “Bang Saut lagi, bang Saut lagi yang di puji”

*******

Di petala langit awan mulai menghitam, angin yang dikirim Tuhan memang tak kencang tapi sudah cukup kuat untuk membuat daun nyiur yang berdiri gagah, tegak sendiri di jalan Darussalam itu melambai-lambaikan daunnya, seakan memerintah ke arah dua anak beranak itu agar segera bergegas berangkat. Tanpa pikir panjang, sejurus kemudian pak Samuel menyusuri jalan lurus Darussalam dengan kecepatan agak tinggi menuju jalan Kelabang Sakti dan belok ke  kanan meluncur ke pelabuhan tempat para karyawan menyeberangi sungai untuk mengais rezeki.

Sampai di pelabuhan, pak Samuel turun dari sepeda motornya dan mengulurkan tangan kanannya ke arah Leo. Leo pun menyambut tangan itu, mencium punggung tangan bapaknya dan mengucapkan sepatah kata seperti biasa “Hati-hati ya Pak. Leo pulang dulu”. Pak Samuel tak menjawab, hanya menyunggingkan senyum dan membalikkan badan, Leo pun balik kanan dan bergegas pulang, takut kehujanan dan tak bisa pulang.

Pak Samuel yang telah duduk di kursi tunggu yang disediakan pihak pelabuhan, memandang laut yang bergelombang agak kuat karena angin bertiup masih cukup kencang. Di pelantar pelabuhan telah berdiri lima orang yang merupakan para karyawan PT Pulau Sambu Grup dengan menggunakan seragam wajibnya biru dongker berkerah yang pada dada kanannya terdapat lambang berbentuk lupis, di bawahnya tertulis PT. Pulau Sambu. 

Lihat selengkapnya