Menggoda Janda

rhee
Chapter #17

Pergi #17

Bab 17

Cinta itu bisa tak berujung

Namun kau mematahkan lajurnya

Kala rindu menerpa angin

Semilir membantu mengepaknya sayap burung

Menyampaikan isi jiwa

Pada hati yang kau ingin

Lantas, kenapa kau turun dari peraduan?

Sementara waktu telah mengurung

Dirimu dan dirinya

Pada bongkahan pernikahan!

Artiningsih naik ke kamar atas, membiarkan suaminya terpaku seorang diri. Lama Arti tidak turun-turun, membuat hati Danu dirundung cemas. Dengan langkah berat, ia menyusul naik ke loteng. Ketika pintu kamar ia kuakan, terhenyak Danu dibuatnya. Wajah istrinya tidak lagi basah, namun kini penuh polesan kosmetik. Bukan itu saja yang membuat Danu terkejut, namun karena Artiningsih terlihat memindahkan beberapa pakaian dalam lemari untuk masuk ke dalam beberapa tas besar.

Bukan Artiningsih yang mesti pergi meninggalkan rumah, melainkan Danu. Betapa tidak, rumah yang mereka tinggali adalah rumah milik orangtua Arti yang direlakan untuk ditinggali keluarga dari putri mereka. Sejatinya, Danu hanya menumpang. Lelaki ini mungkin cuma akan mampu mengontrak rumah kecil dan itu pun mungkin hanya bisa bertahan beberapa bulan saja. Ini karena penghasilan Danu hanya pas-pasan saja. Karena memandang itulah, maka kemudian saat silam itu, orangtua Arti mengikhlaskan rumah yang telah beres dibangun untuk ditinggali oleh anak dan menantunya tersebut. 

“Kamu tak usah pergi. Biar aku saja.” desah Danu seraya menahan tangan istrinya agar tak lagi mengalihkan pakaiannya ke dalam tas. Arti menatap wajah suaminya. Danu mengangguk, meyakinkan. 

"Kamu lebih pantas disini," parau suara Danu. Artiningsih makin lekat memandang wajah Danu. 

“Ini rumah orangtuamu. Tak layak aku tinggal disini. Sementara aku telah menyakitimu.” serak suara Danu.

“Tapi Akang mau tinggal dimana? Kontrakan susah dan semua mahal, Kang.” bergetar suara Arti. Danu agak terperangah. Hatinya sangat terharu sekaligus tergelitik dengan kepolosan hati istrinya.

“Aku bisa tinggal dirumah teman. Atau kost sekamar saja.” desah Danu. Arti menggeleng.

“Akan bertahan berapa lama Akang tinggal di tempat kos? Atau jika menumpang di rumah teman, Akang akan malu bila terjadi sekian lama. Belum lagi itu akan merepotkannya.” berkata Arti sambil mengangkat satu tas. Rumah orangtua Arti tak jauh dengan tempat tinggal mereka. Kurang lebih satu kilo jarak tempuhnya. Namun karena Arti ingin tinggal lama dan entah sampai kapan kembali, atau bahkan tak pernah kembali, maka perempuan itu harus cukup banyak membawa pakaiannya. Ditambah lagi pakaian anak-anak mereka. 

“Tak apa, biar Akang saja yang pergi,” desis Danu. Hatinya ditelikung gulana. Dan kebaikan serta masih perhatiannya Arti padanya, justru malah membuat jantung Danu bagai terbelah. Danu semakin tak berdaya. Danu kian tak berkutik. Satu kesalahan telah dibuatnya dengan begitu fatal. Bahkan sangat tak berampun. Arti kembali menatap suaminya lekat. Danu terdiam. Ia balas menatap.

Lihat selengkapnya