Saka POV
Hari pertama di semester 3. Hari pertama di kampus tanpa Arjuna. Semua temanku tersenyum lalu memelukku, menepuk-nepuk punggungku, mengucapkan bela sungkawa secara langsung. Aku tidak merasa berhak menerimanya. Sebagian besar tidak datang ke pemakaman Arjuna karena sedang liburan di rumah-rumah mereka. Hanya perwakilan dari fakultas dan komunitas pecinta alam yang hadir. Aku sendiri tidak datang. Aku terus meyakinkan diriku kalau aku tidak bisa datang. Ayahku memerlukanku, begitu juga dengan ibu dan Sita. Toko kami sudah dibuka dan mereka kekurangan orang karena ayah di rumah sakit. Aku tidak bisa datang. Tapi jika saja aku mau meminta izin pada keluargaku, menceritakan yang sebenarnya, pasti mereka menyuruhku datang. Namun aku tidak melakukannya.
Selain bangku kananku yang kosong, semua berjalan seperti biasa. Teman-temanku hanya lebih pendiam jika dekat denganku namun selebihnya semua tertawa seperti biasanya. Aku ingin tertawa seperti mereka, namun aku tidak tahu apa yang mereka tertawakan. Mereka mengajakku ke kantin, berjalan denganku saat berganti kelas, tapi aku merasa sendirian. Semakin sering mereka mengajakku bercanda atau berbincang, semakin aku merasa berada di tempat yang salah. Aku tidak ingin berada di kelas ini lebih lama. Saat pergantian kelas, aku tidak berjalan menuju kelasku selanjutnya, kuikuti langkah kakiku menjauh hingga aku melihat gedung fakultas kesenian.
Selama liburan, aku tidak pernah menghubungi Saskia, begitu pun sebaliknya. Seperti... aku tidak tahu apa yang harus aku katakan, seperti... aku tahu apapun yang aku katakan, tak akan banyak membantu. Mungkin seperti yang aku rasakan saat ini. Mungkin hanya Saskia yang tahu rasanya.
Aku tak pernah ke sini, bodoh sekali, pasti sulit mencari seorang mahasiswi di gedung sebesar ini. Aku mencari nama Saskia di ponselku saat ada suara memanggil.
“Saka.!”
Aku menoleh, Winda. “Winda...” dia mendekat.
“Apa kabar?” Tetap ramah seperti biasa.
“Seperti yang kau lihat. Apa kabar?”
“Aku baik. Kau sedang apa di sini?”
“Aku mencari Saskia. Kau tahu dia di mana?”
Wajah Winda menjadi murung. “Aku dengar soal Arjuna dan Saskia.”
Aku tahu apa yang terjadi dengan Arjuna. “Ada apa dengan Saskia?”