Menghapus Bayangmu

Alexa Rd
Chapter #18

Dua Jiwa yang Mencari

Saka POV

 

Sejak ada Agnia, hari-hariku di kampus menjadi sangat berbeda. Tak ada lagi Saka yang lebih suka sendiri. Selalu ada Agnia di sampingku, atau... lebih baik lagi, saat dia berbicara dengan teman-teman kami, dia mengajakku. Bagi mahasiswa yang tidak mengenal Agnia, pasti mengira dia bukanlah mahasiswa yang baru bergabung. Agnia memang memiliki kemampuan untuk beradaptasi yang baik meski dia tetap selektif untuk memilih siapa yang bisa dia sebut sebagai sahabat. Mungkin dia akan menyebut namaku, dan mungkin Feni. Sejak kencan kami akhir pekan kemarin, kami semakin dekat di kampus. Bahkan Bayu sempat bertanya apakah aku dan Agnia sudah berpacaran. Aku tentu tidak bercerita padanya apa yang terjadi di antara kami waktu itu. Tapi kami memang tidak berpacaran. Perlu lebih dari sekadar mengatakan suka untuk bisa berpacaran. Agnia tidak pernah membahasnya lagi. Dia tidak bertanya padaku, atau membahas soal kencan kami, tapi kami semakin dekat. Meski begitu aku tidak bisa menghapus bayangan Saskia dalam benakku.

 

“Saka! Ayo,” teriak Agnia yang sudah berjalan mendahuluiku. Kami akan pergi ke perpustakaan kampus. Agnia butuh sebuah diktat dan ini kali pertama dia ke perpustakaan, sedangkan aku, hampir seminggu dua kali ke sana untuk meminjam atau mengembalikan buku.

 

“Tunggu.” Aku buru-buru memasukkan buku-buku ke dalam tas lalu menyusulnya. Dengan santai, Agnia menyilangkan lengannya di lenganku lalu tersenyum sambil menatap wajahku seakan meminta izin. Aku membalas senyumnya, membiarkan lenganku tetap pada tempatnya, lalu kami berjalan bersama.

 

“Pulang kuliah, ada acara?” tanya Agnia setelah kami keluar dari perpustakaan. Di tangannya sudah ada buku diktat besar yang tidak masuk ke dalam tasnya.

Aku menggeleng. “Tidak. Kenapa?”

“Mau pergi ke suatu tempat denganku?”

“Kemana?”

“Ada sebuah pameran seni di dekat sini. Aku sudah lama ingin ke sana. Teman-temanku tidak terlalu suka melihat pameran atau museum. Aku tak masalah pergi sendiri, tapi jika kamu juga suka... mungkin kita bisa pergi bersama?”

“Tentu. Aku tidak ada rencana apa pun. Melihat pameran sepertinya akan menyenangkan.”

“Asyik! Kencan kedua ini...” celetuk Agnia sambil terus berjalan. Kencan kedua ya...

 

Pameran yang disebutkan Agnia tidak terlalu jauh dari kampus meski juga tidak terlalu dekat. Diadakan di sebuah gedung yang memang sering dipakai untuk pameran atau pagelaran tertentu.

“Kamu mengerti lukisan?” tanya Agnia sambil melihat lukisan di hadapannya dengan cermat.

“Tidak. Tapi aku menikmatinya. Kau?”

“Aku juga tidak. Tapi aku selalu kagum dengan orang yang bisa melukis, apa pun itu. Mereka seperti punya bahasa sendiri. Kamu bosan?”

“Sama sekali tidak. Kamu sering melihat pameran? Museum?”

“Ya. Sebisa mungkin aku melihat semua pameran yang ada di kota ini. Bukan hanya pameran, tapi juga pagelaran seni, panggung hiburan, semuanya. Kadang aku suka suasana hening, tapi kadang aku ingin tertawa terbahak-bahak bersama banyak orang. Menyanyi atau berteriak bersama banyak orang.”

Lihat selengkapnya