50yang diikuti oleh kerabat saya, Lisa Mulkin. Mengikuti secara saksama pola-polanya, sembari mempelajari buku dari hasil interaksi dengan segenap murid Mas Her yang tertuang dalam buku Free Writing.Penggunaan metode dari segenap pelatihan yang pernah Mas Her buat, selalu saya mintakan izin untuk menggunakannya. Saya selalu mengadaptasi sesuai dengan kebutuhan.
Jurus-jurus literasi Mas Her tak pernah habis, jika saya membutuhkannya. Ibarat sumur yang tiada habis ditimba airnya. Ilmu silat literasinya, yang saya kenal sejak mula jumpa, selalu menjadi jurus andalan, manakala saya terjun dalam perlagaan pelatihan literasi.
Dan, sebelum bulan Ramadhan 2018 ini, saya sudah bersepakat dengan beberapa orang yang tergabung dalam grup “Ibuk-Ibuk Menulis”, guna mengevaluasi perkembangan kepenulisan segenap peserta. Lebih dari itu, saya sesungguhnya ingin berjanji kepada mereka bahwa kelas literasi, persisnya Kelas Free Writing, ini akan saya pertemukan dengan guru pertama, Mas Her. Saya menganggap kelas yang saya buka ini semacam kelas jauh. Sebab, harapan saya, Mas Her masih akan ke Makassar untuk membincang buku barunya, Free Writing. Namun, apa daya, urita Lisa Mulkin dan kabar dari Abdul Rasyid Idris mengakhirinya.[]Mengikat Makna Selamanya