53tercetak, kami sangat bahagia karena ternyata kami bisa juga membuat sebuah buku.Ini semua berkat Pak Hernowo yang telah membangkitkan semangat menulis kami. Beliau sangat senang mendapat kabar bahwa kami telah berhasil menerbitkan sebuah buku. Ini hadiah dari kami untuknya. Mohon doa, Pak, semoga kami bisa membuat buku berikutnya, akan kami dedikasikan untuk Bapak. Bagi saya, Pak Hernowo adalah figur ayah, guru, motivator, dan pemberi inspirasi. Selamat jalan, Bapak. Ilmu dan kebaikan yang Bapak tanamkan akan selalu mengalirkan manfaat bagi dunia seluruhnya.[]Pak Hernowo Mengembalikan Semangat Menulisku
Menulis dan PenderitaanOleh: Nina Sintarijana*Pada pertengahan Desember 2016, saya mengalami berbagai tekanan psikologis di berbagai aspek kehidupan. Tentu saja, tekanan tersebut sudah cukup memunculkan penderitaan. Pada saat itu, saya berpikir keras bagaimana cara meringankan derita tersebut? Sementara, saya harus tetap bisa berpikir jernih untuk mampu memutuskan berbagai hal penting setiap hari.Tiba-tiba, saya teringat ungkapan seseorang bahwa menulis dapat meringankan penderitaan. Tapi, saya tidak pandai menulis. Menulis seperti apa yang mampu meringankan derita? Tertarik untuk memperdalam teknik menulis untuk meringankan derita, saya menghubungi Pak Hernowo dan menyampaikan maksud tujuan saya.
Tentu saja tidak dalam bentuk curhat, tetapi dalam kemasan bahwa ibu-ibu pasti membutuhkan metode untuk meringankan beban penderitaan, yang bisa disebabkan berbagai hal. Akhirnya, muncullah kelas menulis di Grup Fathimiyyah seminggu sekali. Hal yang sangat menarik adalah beliau mengajarkan menulis dengan teknik Free Writing. Dengan teknik ini, kita bisa menuliskan apa saja yang ada dalam pikiran kita, yang menjadi beban kita, tanpa melakukan koreksi terhadap kesalahan tik apa pun, termasuk pilihan kata.