115jangkau dan mengikatnya dalam satu penamaan yang saya sebut sebagai awamologi.Nah, salah satu formula dalam dunia tulis-menulis yang menurut sayasangat ramah awam dan sanggup terus menghidupkan nyawa kepenulisan adalah formula anti-putus asa dari Pak Hernowo Hasim: Mengikat Makna (MM).
Intinya adalah ikatlah makna apa saja yang kita dapat dari kegiatan membaca kita. Baik membaca tulisan, buku-buku, atau membaca alam semesta. Dalam hal tulisan atau buku-buku, proses membacanya bisa santai saja semampu kita. Bisa dicicil. Namun, setiap kali kita mendapati makna dari bacaan kita, ikatlah segera dengan menuliskannya pada media apa saja. Setelah itu, bisa dilanjutkan lagi proses membacanya. Agar proses MM berjalan efektif, bahan bacaan kita mesti kita pilih berdasarkan AMbak (Apa Manfaatnya bagiku). Artinya, dahulukan bahan bacaan yang urgensi kemanfaatannya bagi kita berada pada peringkat pertama saat itu sehingga akan membuat kita antusias dalam membaca. Ya, inti MM yang dapat saya tangkap cuma itu. Maklum, saya mendapatkannya bukan dari buku-buku utuh karya Pak Hernowo mengenai hal itu, tetapi sebatas tulisan-tulisan lepas dari beliau. Mulanya, saya dapatkan dari situs web Mizan Learning Center. Selanjutnya, saya peroleh dari buah pertemanan dengan Pak Hernowo di media sosial Facebook (FB).
Pak Her juga membuat halaman khusus tulis-menulis/praktik MM di FB.
Saya jadi salah satu penikmat setianya. Terus terang, hingga kini, saya pun belum kunjung mampu menulis artikel atau kolom yang dimuat media utama, cetak maupun online. Apalagi menulis sebuah buku. Namun, hingga kini pula, MM Pak Her tetap berdaya Untung Ada Pak Hernowo (Mengikat Makna Al-Quran)
116untuk terus menghidupkan kemampuan saya menulis meski itu sekadar tulisan status di dinding FB.Belum lama ini, saya mendapati tulisan terjemahan dari sesama rekan FB, Herry Mardian, soal membaca Al-Quran bagi pemula. Tepatnya, “Cara Paling Awal Mempelajari Al-Quran”, terjemahan dari tulisan Syekh Ragip Frager. Sang Syekh menuturkan ilmu yang diajarkan oleh gurunya, Safer (Muzaffer) Effendi, mengenai cara-cara paling dasar untuk mempelajari Al-Quran. Sang guru mengajarinya untuk membiasakan diri mencari ayat-ayat yang memiliki makna khusus untuknya.
“Biarkan matamu melihat-lihat Quran, halaman demi halaman.
Namun, ketika ada ayat tertentu yang terasa melompat dari kertas dan tampil mendekat ke matamu, tulislah,” sang guru berpesan.