Semua keluarga besar berkumpul di rumah Wulandari Vanesha. Hari ini tepatnya adalah hari dilaksanakan pernikahan Wulan dan Rendi. Rendi Winata, sosok lelaki perawakan sedang, wajah layaknya orang timur tengah, tidak kalah tampan dari raja Arab Saudi. Semua keluarga Wulan tampak biasa saja, ya karena memang sosok Wulan akan menikah yang ketiga kalinya. Pernikahan digelar secara sederhana, hanya sanak saudara, para tetangga dan teman dekat kedua mempelai saja. Meski begitu Ibu Wulan sibuk mempersiapkan jamuan.
"Aduh si Wulan itu hebat, loh. Udah tiga kali nikah, sama bujang lagi," sahut ibu-ibu yang sedang memotong sayuran.
"Iya, Jeng. Ya mudah-mudahan ini yang terakhir, amin." jawab Ibu Wulan sambil menahan malu.
Wulan yang sedari tadi ada didekat mereka hanya bisa mengelus dada dan berlalu menuju kamarnya untuk berhias.
Sehabis magrib acaranya pun digelar. Para staf RT beserta Pak Penghulu sudah datang, cemas sekali wajah si Wulan, terlihat dari keringat yang turun di dahinya. Rendi dan keluarganya belum tiba juga. Terbesit dalam hati Wulan bahwa Rendi hanya membohonginya. Wulan terus berdoa dalam hati. Mungkin dia amat malu jika sampai ini gagal.
"Besan datang!" teriak salah satu keluarga Wulan yang bertugas menyambut besan. Wulan senang, akhirnya dia melepas masa jandanya lagi. Setelah setahun sendiri menghidupi Adinda anak pertamanya, buah hati dari pernikahan yang pertama.