Menikahi Pria yang Phobia Lawan Jenis

Yuli Yastri
Chapter #1

Bab 1

Gynophobia adalah rasa takut berlebihan kepada perempuan yang dialami oleh seorang pemuda bernama Abdul Ghofar.


Dengan alasan phobia tersebut, ia pun dimasukkan ke sebuah pondok pesantren oleh ayahnya, karena di sana laki-laki dan perempuan pasti tinggal terpisah.


Sejak duduk di bangku sekolah dasar, Abdul sudah tinggal di pesantren. Selama di sana, ia jarang sekali melihat perempuan dan akhirnya phobia yang dideritanya semakin parah.


Sang ayah lalu memutuskan untuk menikahkan anaknya itu, agar phobianya bisa sembuh, tetapi anaknya tersebut selalu saja pingsan saat melihat perempuan dari jarak dekat.


***


Sementara itu, di belahan daerah lain, ada perempuan muda yang sedang stres dan sedih karena ibunya dinyatakan memiliki penyakit kanker oleh dokter.


Perempuan yang bernama lengkap Alexa Mikaila Juliana Puspita Nur Amelia Ningsih dan sering dipanggil Lexa itu akhirnya terpaksa harus banting tulang mencari uang, untuk biaya pengobatan ibunya.


Ia juga terpaksa harus mendatangi rumah almarhum ayahnya yang sekarang ditempati oleh istri pertama sang ayah, karena ingin meminta warisan, agar bisa membiayai pengobatan perempuan yang telah melahirkannya beberapa tahun silam.


Namun, kedatangan perempuan tersebut membuat istri pertama ayahnya tidak suka. Ia pun memasang raut wajah seperti wewe gombel.


"Mau ngapain kamu ke sini?" tanya perempuan paruh baya yang memakai konde itu dengan sinis.


"Saya mau minta warisan," balas Lexa tanpa basa-basi.


"Hah? Apa saya tidak salah dengar? Kamu mau minta warisan? Kamu sadar gak sih, kalau kamu itu adalah anak hasil hubungan gelap antara suami saya dengan seorang perempuan yang tidak jelas asal-usulnya alias anak pelakor, jadi kamu tidak berhak menerima warisan sepeser pun dari mendiang suami saya!" tegas perempuan bernama Laras tersebut.


Ia tampak memendam amarah terhadap ibu dari perempuan berparas cantik dan bertubuh seksi itu, yang dianggap sebagai perebut suami orang.


"Ibu saya bukan pelakor, Tante, jadi saya juga bukan anak pelakor. Ibu saya hanya korban kebohongan almarhum Ayah yang mengaku masih bujang, padahal dia sudah memiliki istri!" tukas Lexa sambil mengepalkan kedua tangannya dan rahang yang mengeras.


"Makanya kalau jadi perempuan itu jangan bodoh, mau aja dibohongi sama laki-laki!" ketus Laras sembari mendelik.


"Sudah cukup, Tante, jangan coba-coba menghina Ibu saya lagi!" pukas Lexa dengan mata menyorot tajam.

Lihat selengkapnya