Menikahlah Mas

SweetNite
Chapter #6

Bab 6

Pagi itu, aku terbangun ketika jam menunjukan pukul 3.

Ceklek!

Suara pintu terbuka menyelinap di antara kesunyian. Hatiku masih terasa perih, luka dari percakapan semalam yang menggantung tanpa jawaban. Bara pergi tanpa mengatakan apa-apa, meninggalkan pertanyaan yang mengawang di kepalaku. Bagaimana jika Bara benar-benar menikah lagi? Apakah aku harus terus bertahan dalam ketidakpastian ini?

Aku bangkit perlahan, menyibak selimut dan melangkah keluar kamar. Pintu kamar Bara terbuka, menambah rasa penasaran yang menggelayut di hatiku. Dengan langkah perlahan, aku mendekat, mataku menyapu ruangan yang gelap. Tidak ada Bara.

Samar-samar, terdengar suara derap langkah kaki. Suara itu semakin jelas. Aku menekan saklar lampu.

Klik!

Aku melihat Bara sedang berbicara di telepon, sambil merapikan jaketnya. Matanya fokus ke arah pintu, seperti tengah bersiap untuk pergi.

"Iya, iya. Aku segera kesana," ucapnya terburu-buru.

"Mas mau pergi ke mana?" tanyaku, tak bisa menahan rasa penasaran.

"Bukan urusan kamu!" jawabnya dingin, tanpa melihat ke arahku.

Aku memejamkan mata sejenak, mencoba menahan lelah yang kian bertambah akibat sikapnya. Bara selalu bersikap semaunya sendiri. Setiap kali hal itu terjadi, aku hanya bisa menatap punggungnya yang semakin menjauh, tanpa pernah bisa menahan langkahnya. Aku tahu, aku harus terus bersabar dan menerima semua ini. Tapi sampai kapan, Gusti? Sampai kapan aku harus bertahan dalam kesabaran yang seolah tak berujung?


*****

Pagi berlalu dengan beragam kegiatan, salah satunya aku memilih menyibukan diri, membuat kue brownies cokelat kesukaanku, sebuah terapi sederhana untuk hati yang kacau balau. Harum brownies yang baru matang memenuhi udara dapur. Aku tersenyum puas, sedikit perasaan lega muncul saat aku melihat hasil buatanku yang sempurna.

Drrtt!

Ponselku bergetar di meja, notifikasi pesan masuk dari Nita.

"Maaf semalam, aku ketiduran. Ini foto dan listnya."

Lihat selengkapnya