Sekedar lelucon hidup yang ternyata sama sekali tidak lucu bahkan cenderung pahit. Ketika sepi adalah teman terbaik saat rumah dan pikiran kalut dan pada akhirnya menjadi sahabat dengan hal tersebut. Nyatanya tidak semua sepi menjadi teman yang tepat dan terbaik. Sepi kali ini membuat diri saya mulai dapat memikirkan hal yang bahkan tidak terpikirkan sebelumnya, sekedar memikirkan apakah cacing nyaman dengan kehidupannya, atau burung yang mampu belajar untuk terbang kembali setelah sayapnya terluka saat menjelajahi kehidupan. Tida tapi bukan hal seperti itu yang membuat saya tiba-tiba menangis sesenggukan di pojok kamar yang gelap beserta kosong dan hampa. Nyatanya pendewasaan itu terlalu rumit untuk gadis kecil, yang berharap validasi atau bahkan haus kasih sayang dan perhatian serta banyak lagi traumanya.
