Menjadi Raja Iblis Ternyata Tak Semudah yang Kubayangkan!

Emanuel Horsa Widodo
Chapter #2

Chapter 1 - Kenapa Aku Harus Melawan Orang-Orang Gila Ini!?

Part 1

“Hah… hah... Yang mulia... kenapa kita harus berlari seperti ini...”

“Fokus, Luciel! Kita harus... hah... hah... lari sejauh mungkin...”

Tentu itu karena aku tidak tahu sihir teleportasi yang dia sebutkan. Baru juga 2 hari menjadi raja iblis, tiba-tiba markasku sudah diserang.

Kampret memang, NEET sepertiku kan jelas tidak punya banyak stamina. Sekarang rasanya aku sudah mau mati kelelahan.

“Yang Mulia!”

“Selena!”

Luciel yang menjawab panggilan itu. Suara wanita yang berasal dari atas kami.

Kami melihat keatas dan melihat seorang wanita bersayap. Dia mengenakan gaun berwarna hitam, sayap dan rambut panjangnya hitam, juga membawa tombak berwarna hitam. Yang mencolok adalah mata berwarna emasnya.

Tapi... dia siapa lagi??

“Selena, tolong bawa kami lari! Sepertinya Yang Mulia tidak ingin menggunakan sihirnya hari ini.”

Wanita itu mengangguk, lalu turun ke bawah dan merangkul kami berdua. Dia mengumpulkan tenaga di kakinya, lalu mendorong tubuhnya hingga melesat dengan cepat.

“Aaaahhhh!!!!”

Kecepatan yang tidak masuk akal. Ini bahkan jauh lebih mengerikan dari roller coaster paling ekstrim di dunia.

Luciel dan wanita yang mengangkut kami melihatku dengan keheranan, tapi mereka tahu kalau yang terpenting adalah bersembunyi dulu.

Saat di atas, melihat ke bawah saja rasanya sangat ngeri. Jantungku berdegup kencang, mencoba melihat sedikit dan aku sudah merasa sangat pusing.

“Ada apa dengan yang mulia?”

“Mana kutahu? Dia sudah aneh sejak kemarin!”

Justru ada apa dengan kalian??? Sejak kemarin, tiba-tiba aku disuruh mempersiapkan jebakan dan monster untuk menyambut para pahlawan. Sekarang tiba-tiba diterbangkan dengan kecepatan yang tidak manusiawi.

Tapi sudahlah, kehidupanku yang sebelumnya juga tidak begitu baik.

Lahir di keluarga biasa saja, tidak punya teman, ditolak cewek yang kusukai...

Hadeh... Aku saja sampai beralih ke dunia game untuk melarikan diri dari kehidupanku itu, kenapa malah aku ingat sekarang?

Eh, iya juga, setting seperti ini mirip juga dengan game. Ada kesatria-kesatria, sihir, elf, dan tentu raja iblis yang sepertinya adalah aku.

“Kita sampai ke persembunyianku”

*Bruagh

“Awww!!!”

Aku dilemparkan begitu saja ke dalam lubang di sebuah tebing. Bukannya aku pemimpinnya? Kenapa dia sangat tidak sopan?

Belum sempat berdiri karena kesakitan, Tombak hitam milik wanita itu dihunuskannya di depan mataku.

“Oy, Selena!”

Luciel berusaha menghentikannya, tapi si wanita malah menghempaskannya ke dinding gua dan kembali menatapku dengan serius.

“Katakan, siapa dirimu?”

“R-raja iblis?”

“Jangan bohong!” Bentaknya. Ujung tombaknya sudah hampir menusukku.

Terus aku harus jawab apaaa??? Memangnya raja iblis biasanya seperti apa sih?? Jika orang yang seram, mana bisa aku menjadi seperti itu?

“Begini saja, katakan, apa posisiku?”

Pertanyaan apa lagi ini... Aku bisa gila memikirkannya. Dia pasti bawahanku sih, tapi jawab seperti itu dan aku yakin nyawaku melayang.

Posisi apa ya, yang tidak tergantikan? Posisi istimewa yang sudah cukup detail namun masuk akal... Dia cantik juga sih... masa sekretaris? Dia tidak kelihatan seperti orang yang rajin menulis.

Eh? Cantik? Pikiranku mulai terbuka. Jawaban yang bisa dibilang tidak mungkin berakhir membahayakanku. Namanya… tadi Luciel memanggilnya Selena kan?

“Pe-permaisuriku, Selena...”

...

Hening sejenak. Selena menundukkan kepalanya, membuatku semakin takut pada hasilnya.

“Y-yang mulia… serius?? <3”

Wajah sadis tadi langsung berubah menjadi wajah terharu. Tombaknya dijatuhkan dan dia menutupi mukanya yang memerah dengan kedua tangannya.

Em... itu artinya dia memang permaisuriku atau hanya bawahan yang diam-diam memendam perasaan padaku? Sudahlah, yang penting aku selamat.

“B-berarti... Maafkan hamba yang mulia!”

Dia langsung bersujud sedalam mungkin. Jelas dia sangat merasa malu telah tidak mempercayaiku. Padahal seharusnya dia memang tidak, hihihih...

Aku berdiri perlahan, lalu memaafkannya begitu saja. Dia meminta maaf saja sudah cukup membuatku senang.

“Y-yang mulia, anda serius selama ini menganggap wanita ini perm- Hiiii!!!”

“Diam kau sampah! Dia sudah bilang demikian, maka dia bermaksud demikian, iya kan? Sayangku”

Selena mencium pipiku setelah melempar tombaknya persis di bawah selangkangan Luciel. Dia memelukku dengan mesranya. Apa dia tidak sadar kalau perlakuannya itu terlalu cepat? Apa raja iblis yang dulu juga sering dibeginikan?

Tapi, jika tidak memikirkan itu, ini sangat menyenangkan... aku bisa-bisa kecanduan diperlakukan seperti ini...

Begitulah, anggotaku bertambah satu.

Part 2

“Aku... suka padamu!”

Cuih!

Dia tidak mengatakan apapun, hanya meludah ke arahku dan pergi meninggalkanku.

...

Apa sebegitu salahnya ya? Menyatakan cinta pada seorang gal.... Keinginanku kan hanya keluar dari status perjaka dan mencoba warna kehidupan yang baru...

Kenapa malah jadi semakin terpuruk...

***

“Yang Mulia, bagaimana dengan peta dungeon kita yang baru ini?”

Luciel menunjukkan sebuah denah padaku. Terlihat lebih seperti rumah semut untukku... Dia mengatakan bahwa sistem boss seperti ini mungkin lebih efektif.

Sistem boss, sistem di mana kami membuat banyak ruangan, hanya bisa dilewati jika sudah mengalahkan semua musuh di ruangan tersebut.

Kami sudah tinggal di liang persembunyian Selena selama beberapa hari. Untungnya, mereka benar-benar tidak meragukan identitasku sebagai raja iblis.

“Hey, sampah! Kamu mau menggunakan rumah percinta- markas aku dan sayangku ini seenaknya?”

“Apa!? Yang mulia, tolong beri wanita jalang ini pelajaran!”

Kenapa mereka berdua ini tidak bisa akur sih... Aku sebenarnya tidak ingin memihak, tapi...

“Luciel! Bersikaplah yang sopan kepada Selena!”

Luciel langsung berdiri tegap sambil memohon ampun kepadaku. Dan yang kutunggu-tunggu, Selena menghampiri dan memelukku.

Uhum... Aku mungkin sudah kecanduan dibeginikan...

“Lalu, Selena, apakah tidak boleh tempat ini kami jadikan markas baru kita?”

“Eh... Kalau yang mulia yang meminta....”

Selena menaruh jari telunjuknya di bibirnya, menjadi bimbang begitu aku yang memintanya.

“Kok kalau yang mulia yang meminta langsung baru dipikirkan sih!?”

“Cih, berisik. Sayang... Bolehkah kita usir saja orang itu?” Rengek Selena padaku.

Sayangnya, aku tidak bisa mengabulkan permintaannya yang itu. Mengkhianati temanku bukan caraku. Apalagi, hanya untuk masalah seperti ini.

“Ya sayang ya? Agar sarang cinta kita tidak terganggu” Tambah Selena sambil mengecup pipiku.

“Luciel, keluar sekarang!”

***

Luciel sampai menangis karena kugoda barusan. Selena cemberut sih, aku tidak benar-benar mengusirnya, tapi ya bagaimana lagi, harus kuingat kalau Luciel tetap berada di sisiku sampai akhir saat markasku diserang.

“Luciel, maafkan aku ya tadi bercanda sedikit kelewatan, sekarang ayo kita mencoba untuk membuat markas baru kita.”

Seperti dugaanku. Dengan aku meminta maaf seperti itu saja, Luciel menjadi sangat senang dan kembali bersemangat. Sosok raja iblis yang meminta maaf mungkin langka, sehingga mereka jadi mudah tersentuh.

Benar-benar deh.... bagaimana memangnya cara membuat markas baru seperti ini. Empat orang gila yang mengincarku pasti akan kembali mencariku lagi.

Tapi, jika aku tidak mengganggu mereka... masa mereka tetap ingin membunuhku sih?

“Em... Selena, apa yang biasanya aku lakukan?”

“Mencintaiku...”

“Selena, ini waktunya serius.”

Orang sepertiku agak sulit untuk marah. Apa boleh buat, aku paham kalau dia hanya bercanda saja. Walaupun pada waktu yang salah, entah kenapa aku bisa memakluminya.

Diberitahu seperti itu saja, Selena langsung menyadari kesalahannya lalu merengek mohon ampun. Aku jadi harus menghiburnya sedikit...

...

Tidak apalah, aku juga lebih senang sejajar dengan mereka, tidak berada di atas. Rasanya akan lebih enak jika kami di sini sebagai keluarga.

Tapi, kali ini keluarga yang lebih baik...

“Biasanya ya... Anda akan mengeluarkan pasukan undead dan monster untuk menyerang negeri-negeri di dunia ini, mengumpulkan sumber daya, sehingga suatu saat nanti bisa menguasai seluruh dunia.”

Hah? Dari mana aku dapat kekuatan sebanyak itu? Saat kulihat tubuhku : Hanya seorang pemuda biasa berambut hitam, aku tidak percaya tubuh ini pernah bisa melakukan itu semua.

Gawat... kalau terlalu lemah, nanti aku juga akan ketahuan dong...

Lihat selengkapnya