Menjelang Magrib

Heri Winarko
Chapter #4

A3. Orang Baik

Di dunia ini bertebaran orang-orang baik, kita hanya perlu menjadi orang baik untuk menemukan mereka. Kalimat bijak itu Macan dapatkan dari si ibu warung. Macan berjanji untuk mengingatnya baik-baik: kalimat itu sekaligus si ibu warung. Sungguh sangat menyebalkan, karena sekarang Macan sudah tidak mampu mengingat nama si ibu. Padahal ia sudah dibantu oleh ibu yang baik hati itu, ia diberi teh manis panas, tempat buat tidur sekadarnya, dan makan malam.

Pagi-pagi sekali, Macan berpamitan. Ia harus bekerja untuk mendapatkan uang pengganti. Apa pun yang terjadi, ia bertekad untuk pergi ke Kalimantan. Ia harus mendapatkan uang untuk membeli tiket. Ia sudah berjanji kepada Mustika Salam. Pendiri KKkS itu salah satu orang baik yang sangat mengkhawatirkan keselamatannya. Rencananya, ia akan bergabung dengan Sujud, teman yang dikenalnya semalam, menjadi buruh angkut di Terminal Kalimas, pelabuhan pelayaran rakyat antar pulau, yang letaknya tak jauh dari Terminal Jamrud Utara. Sujud menjemputnya dengan sepeda onta ke warung.

“Pulanglah ke sini, jika belum punya tempat menginap,” pesan ibu warung. Macan mengangguk, dan berterima kasih berkali-kali saat berpamitan. Si ibu ternyata sudah menyiapkan 2 bungkus nasi goreng sebagai bekal untuk mereka berdua.

Lihat selengkapnya