Langit tampak begitu terang, sinar matahari menerangi hingga sudut bumi. Namun, suasana tampak redup, damai dan santai. Terlihat Aiden tengah memainkan ponsel yang ada di tangannya, berdiri, bersandarkan pada mobil mewahnya.
“Yok!” ucap Dion yang menepuk pundak Aiden.
“Darimana aja, sih Lo?” ucap Aiden kesal.
Dion tidak menjawab, hanya tersenyum lalu masuk ke dalam mobil. Wajah Aiden seketika berubah kesal. Ia menunjang sebuah batu kecil yang ada di dekat kakinya sebelum masuk ke dalam mobil.
Mobil mewah bewarna merah itu melaju dengan tenang, perjalanan mereka diiringin lantunan lagu pop kesukaan. Namun, tiada seorang pun dari mereka yang turut menyanyikan lagu itu. tidak seperti biasanya, suasana kaku menyelimuti keduanya.
“Den, kapan ortu Lo balik?” tanya Dion memecahkan keheningan.
“Lusa, gitu sih, yang aku tahu!” jawab Aiden santai.
“Lo, punya uang enggak?”
“Lo butuh berapa, emangnya?”
“Sepuluh juta! Ada?” tanya Dion dengan tatapan serius.
Aiden kaget mendengar ucapan Dion, hal ini membuat Aiden melakukan rem mendadak, hingga mobil itu berhenti seketika.
“Gila Lo, ya? Mana ada aku uang segitu, cash lagi!” ucap Aiden dengan kedua mata yang menyala.
Terlihat Aiden menepuk gagang setir yang ia pegang sedari tadi. Membuang napas dalam dari mulut dan berkata, “ buat apa sih, Yon? Apalagi yang mau Lo lakukan?”
“Aku mau kost, Den. Aku sadar, aku enggak akan mungkin berada di rumah Lo lagi,” jawab Dion dengan nada pasrah, matanya menatap jalan tanpa tujuan.
Iba, itulah yang dirasakan Aiden melihat sikap Dion saat itu. Ia yakin, ucapan Dion kali ini bukan sedang bercanda.
“Yon, dengar aku! Pertama, aku tidak punya uang sebanyak itu. Kedua, kalau Lo mau kost, untuk selanjutnya, Lo mau bayar pakai apa? Ketiga, Lo mau kost dimana? Hotel? Apartemen? Lo tahukan, gimana kebiasaan hidup mewah, Lo!” ucap Aiden dengan sorotan mata tak kalah serius.
“Aku tahu, Den. Aku benar-benar tak memiliki uang saat ini. Berapapun, aku mohon. Aku hanya tak bisa pulang, lebih tepatnya tak akan pulang ke rumah lagi. Aku ingin mandiri, aku mau mereka tahu, aku bisa tanpa harta yang mereka banggakan. Itu saja!” ucap Dion dengan wajah menunduk.