Kaget sungguh terkejut Zuhair saat memanggil nomor bu Ratna, bahwa nomor bu Ratna ada di kontak handphonenya Fitri. Tanpa basa-basi, Zuhair langsung bertanya ke Fitri adiknya. "Dik, kamu kenal dengan bu, Ratna?"
"Bu, Ratna?" tanya Fitri sambil mengerutkan keningnya.
"Iya bu, Ratna orang Pelonas"
"Oh, bu Ratna orang Pelonas, beliau mah dosenku. Masa ia tidak kenal?" Emang kenapa bang, Her? Kok tanya beliau? Abang kenal dengan beliau?"
"Abang ingin silaturahim ke ruamhanya beliau, mana tau anaknya beliau cocok dengan abang. Anaknya beliau yang kuliah di Jerman, bagaimana menurutmu, Dik?" kata Zuhair berterus terang, karena tidak perlu malu sama adik sendiri. Apalagi Fitri adalah salah satu mahasiswi bu Ratna. Pasti Fitri sangat kenal dengan bu Ratna. Zuhair menunggu jawaban adiknya. Fitri sangat kaget seperti tersengat istrik mendengar apa yang telah dikatakan abangnya, apalagi meminta pendapat darinya. Ia tidak sampai hati melihat abangnya murung lagi, kalau seandainya ia jawab itu pasti akan membuat Zuhair murung untuk kesekian kalinya. Surat dari Sukma dulu juga belum ia berikan ke abangnya, ia dan ibunya juga belum membacanya karena Sukma berpesan jangan dibuka sebelum Zuhair kembali. Fitri ingin menyembunyikan tentang Nadia anak bu Ratna karena tidak mau abangya gulana. Tapi jika tidak ia jawab sekarang, maka itu akan lebih tersakiti lagi perasaan abangnya, Zuhair.
"Abang terlambat, Nadia anak bu Ratna sudah menikah dua minggu yang lalu. Yang waktu itu aku memakai pakaian adat. Aku disuruh Bu Ratna jadi Pegembakh Nadia. Nadia itu juga teman dekatku waktu SMA, Bang. Maaf baru Fitri beritahu sekarang, lagipula aku tidak tahu kalau abang mengenalnya" jelasnya dengan suara pelan nyaris tak memandang abangnya, Fitri sedang memasak ikan. Fitri benar-benar kaget bahwa Zuhair mengenal Nadia.
“Oh, namanya Nadia?”
“Iya.”
"Bu, Ratna, bercerita panjang lebar saat di dalam mobil BTN, mulai dari Tiga Binanga sampai tiba di Simpang Semadam. Beliau hanya bercerita tentang dirinya dan putrinya, beliau tidak menyebutkan nama putrinya. Dan di akhir cerita bu Ratna memberikan kartu namanya kepada abang, dan menyuruh abang datang ke rumahnya beliau. Bu Ratna bilang putrinya akan balik ke Tanah Air sebulan lagi. Sampai sekarang abang belum datang, kalau abang tahu kamu mahasiswinya beliau, tentu abang sudah mengajakmu ke rumah beliau." Zuhair menjelaskan semuanya. Akhirnya Fitri mengerti kenapa abangnya bisa kenal dengan Bu Ratna, dosennya yang mengajar pelajaran Mate-Matika itu.