Menolak Miskin, eh, Mistis

Rudie Chakil
Chapter #2

PROLOG

Alkisah ..., terdapatlah sebuah negeri bernama Chandrapurnima. Chandra berarti bulan dan purnima berarti purnama, dan jika digabungkan berarti Negeri Bulan Purnama. Disebut demikian karena negeri tersebut apabila dipandang dari kejauhan akan tercitra bagaikan rembulan di kala fase purnama —kelihatannya indah, padahal dilihat dari dekat ternyata bopak-bopak.

Eh, salah! Bukan itu, ding.

Maksudnya adalah ketika terjadi fase bulan purnama, wilayah Chandrapurnima tanahnya bisa bersinar, seperti mendapat restu dari langit. Maka itu dinamakan demikian. Namun negeri tersebut bukanlah negeri dari bangsa manusia, melainkan tempat bernaung bagi para lelembut yang ada di wilayah Gunung Pranama.

Dikisahkan pula ... Negeri Chandrapurnima memiliki wilayah yang membentang luas, sumber daya alam yang melimpah-ruah, serta panorama terindah yang ada di semesta alam gaib. Selain itu juga memiliki nilai sejarah yang istimewa, kebudayaan sempurna, bibit, bebet, bobot peradaban yang paripurna. Pokoknya paling bagus dan paling hebat. Pokoknya!

"Saat menciptakan negeri ini, Hyang Jagad Madyapada mungkin sedang tersenyum."

Sesosok makhluk kecil bersinar yang bisa terbang berbisik di dekat telinga sosok Kurcaci Hitam yang berdiri siaga di sebuah bukit. Cakrawala agak redup, seperti waktu sore atau saat mendung. Namun tidak dapat dipungkiri siapa pun, panorama alam di sana memang tampak menawan. Mereka tengah memandangi keindahan alam yang terbentang.

Kala itu Kurcaci hitam sedang bekerja, mengawasi benda pusaka milik kerajaan yang tersimpan di atas bukit. Lingkar mata makhluk bertubuh gemuk tapi cebol itu mendelik, bola matanya bergerak ke kanan dan kiri. Ibarat di dunia manusia dia berprofesi sebagai sekuriti.

"Hey, kamu dengar tidak?" sambung makhluk kecil bersayap itu. Namanya Citra Rengganis, makhluk halus dari golongan parika, yang berjenis kelamin perempuan. Seperti seekor capung, tapi wujudnya serupa manusia telanjang. Sementara Si Kurcaci Hitam adalah makhluk halus dari golongan lelembut. Perawakannya seperti seorang laki-laki bertubuh pendek yang hanya memakai celana bahan hitam. Ya. Negeri Chandrapurnima merupakan tempat bernaung bagi banyak jenis dan golongan makhluk halus.

Kurcaci Hitam pun menengok.

"Apa? Kamu ngomong apa?" tanya makhluk bertubuh legam itu, rada bolot.

"Hyang Jagad Madyapada mungkin sedang tersenyum saat menciptakan negeri ini," ujar parika berkulit putih pucat itu dengan wajah ceria. Kurcaci Hitam lalu tersenyum garing.

"Benar, tersenyum. Tapi sembari nahan berak," balasnya, bersikap cuek sekaligus mengejek.

"Heh, Kurcaci. Kamu ngomongnya jangan kayak gitu, nanti kamu bisa kualat," hardik makhluk seperti peri itu, suaranya terdengar lembut.

"Kualat, kualat, appaaaah," jawab Si Kurcaci Hitam, tampak menyebalkan, tetapi Citra Rengganis malahan tertawa. Sifatnya yang sabar dan selalu ceria telah mengikat pertemanan mereka selama 150 tahun.

"Lihatlah ... bentang alam negeri kita terlihat seperti cerminan surga yang terpisah," ucapnya.

"Taek! kayak lo pernah tinggal di surga aja."

"Heh, kamu ini lagi kenapa sih? Ada masalah?"

Lihat selengkapnya