Menolak Takdir

Kinanthi (Nanik W)
Chapter #9

#9

Bab 9



“Lelaki umumnya topik obrolannya tiga. Politik, hobi, dan wanita. Tapi, alam gaib juga menarik,”kata suaminya.

“Sekaligus mengenangkan kepada Einstein ya. Sebagai penemu teori relativitas, ia memiliki kontribusi mengubah pemahaman terhadap konsep ruang waktu. Einstein memviralkan teori relativitas umum yang menentang gagasan Newton. Menurutnya, gravitasi adalah akibat dari kelengkungan yang dibentuk massa objek terhadap ruang waktu. Konsep gravitasi memang bermunculan pada abad ke-19 karena banyak fenomena tak terduga yang tidak sesuai dengan hukum Newton.”

 “Konsep, ide, gagasan, kalau semula tidak berterima, tentu wajar. Bukankah orang jenius memang hanya 25%. Itu pun kalau waras. Kalau mentalnya ditekan terus-menerus oleh orang-orang normal, dikatai sombonglah, psikopatlah, NPD-lah, tentu ia pun menjadi normal karena banyak tekanan, bahkan menjadi melorot ke arah idiot ketika sudah masa bodoh terhadap kondisi dunia. Selayaknya IQ memang dites tiga bulan sekali, agar orang tetap waras dalam menilai sesuatu, tidak gambling, meskipun judol sudah dilarang. Tapi gambling pun merasuki kaum intelektual. Ketika diprotes pun, dalihnya dangkal, karena sulit mendeteksi Gemini. Padahal, karakter manusia tidak hanya ditentukan rasi bintang kan?”lanjut isterinya dengan ekspresi kesal karena merasa sering disudutkan dengan aneka prasangka buruk yang baginya tidak wajar dan tidak tepat. Hal yang baginya, membuat hubungan dengan suaminya menjadi tersendat.

“Itu urusanmu sebagai sarjana kependidikanlah. Janganlah protes kepadaku. Gaji kalian sudah layak kan? Sekitar sepuluh jutaan jika ditambah tunjangan profesi. Kalau menebak karakter orang masih saja secara gambling tanpa berpijak pada teori bandul jam, pensiun sajalah.” suaminya yang semula diam pun menimpali ucapannya.

“Selain E=mc^2, Einstein juga menemukan teori lainnya. Teori relativitas khusus, yang mengubah konsep berpikir ahli fisika tentang ruang waktu. Bagaimana ruang waktu dapat dihubungkan dan dipertukarkan satu sama lain dengan kecepatan cahaya sekian ribu kilometer per detik. Sebagai pakar teori, Einstein memang belum melakukan hal lebih jauh dari gagasannya itu. Pemikiran paling populer hasil kolaborasi Einstein dan Nathan Rosen, menggambarkan kemungkinan adanya jalan pintas dari satu titik di sebuah ruang waktu ke titik lainnya. Teori jembatan Einstein-Rosen ini dikenal para penggemar sains fiksi sebagai Lubang Cacing,” isterinya pun menyudahi bacaannya dari Detik.com. Kemudian termenung lama, membuat suaminya bertanya,

 “Apa yang terasakan?”tanya suaminya menatap isterinya.

“Tahu nggak? Akhir-akhir ini aku jadi merasa sering teringat kakek yang muncul dalam mimpiku. Terutama jika teringat Einstein. Aku bahkan sering bermimpi sedang ada tes mengerjakan matematika, aku tidak bisa mengerjakan, padahal meskipun nilaiku pas KKM, aku nggak pernah kena remedi lho ketika sekolah. Tapi dalam mimpi, aku tampak paling bego sekelas ketika ulangan matematika. Kesal nggak sih?”

“Dirimu diprotes energi doa nenek moyangmu, yang seolah mendukungmu memasuki SMA, dengan harapan rajin belajar matematika dan fisika. Tapi dengan dalih nggak suka matematika kemudian memilih IPS. Kalau pun merasa bodoh, meniru siapa? Bukankah ibumu pun pernah juara satu ketika lulus SD. Sulit kan, bisa lulus sekolah pada zaman dulu?”

“Pengaruh kecemasan bapak yang innerchild memang sedikit banyak ikut melanda. Tapi, begitu menyadari hal itu, ditunjang dengan semakin dewasa bahkan tua, seharusnya malah tirakat makan buah-buahan yang banyak. Aneka buah. Barangkali ada regenerasi sel otak. Dirimu diberi kemudaan, bahkan masih kuat mendaki tangga-tangga lebih dulu mengalahkan rombongan menuju bukit, harusnya tahu diri. Mau mikir, ada tugas berat untuk belajar dan belajar, lalu menulis dan menulis. Bukan malah pamer buka tutup kerudung di media sosial,”gerutu suaminya. Isterinya pun memeluknya.

“Terima kasih, Sayang. Mungkin Kamu tengah kesurupan energi doa kakekku, agar menyadarkan aku, bahwa kesan awet muda dan kemudaanku, isyarat untuk belajar bersamamu, bukan malah pamer tampilan.”

“Kalau Dirimu percaya, bahwa Tuhan mencipta sesuatu tidak sia-sia, Dirimu pun harus percaya bahwa perbedaan kita, merupakan takdirnya. Bukankah, Aisyah pun berperan melanjutkan ilmu Rasulullah ketika beliau wafat lebih dulu? Upaya perjodohan yang wajar zaman itu, yang dijadikan dalih para pembenci Islam untuk menganggap Rasulullah adalah pedofil, karena Aisyah masih sangat muda, padahal sebetulnya berperan besar terhadap kemajuan peradaban.”

“Tapi, peran Aisyah tetaplah diberi kesan sebagai wanita yang mau dimadu. Bukankah hanya Hadijah yang tidak dimadu?”

“Itu bukan tradisi Islam. Adu banyak isteri merupakan tradisi wajar lelaki kaya zaman purba. Tapi, ketika kaum feminis berjuang menuntut kesetaraan gender, hal itu sudah tidak lagi menjadi kebanggaan lelaki, kan? Mereka lebih berpikir memanfaatkan harta berlebih untuk kemanusiaan, seperti yang dilakukan keturunan Yahudi lainnya selain Einstein, yaitu Mark Zuckerberg, CEO FB.”

“Pemikiran mereka sudah sangat maju ya.”

“Iya. Kita adakalanya bernostalgia bahwa rasul adalah tukang wayuh, padahal dengan Hadijah, Rasulullah monogami. Pernikahan yang tidak umum bagi kaum patriarkis bahkan sampai abad ke-21 ini. Isterinya adalah bosnya, lebih tua, janda, lebih kaya, tapi berperan besar dalam mendukung naluri dasar lelaki sedunia. Naluri melindungi sesamanya dari peradaban jahiliyah yang tidak manusiawi. Bukan malah meneladani jumlah isteri, karena itu tradisi purba sejak zaman dahulu kala. Tidak malukah kita kepada Einstein dan Mark?”

“Lho, siapa yang ingin wayuh?”tanya suaminya. Isterinya pun menatap mata suaminya tepat ke dalam bola matanya.

“Kalau boleh jujur, aku lebih ingin kita banyak anak meskipun anak-anak yatim dan anak korban perang jika kita kaya. Tapi maukah Dirimu? Itu yang harus kita renungi baik buruknya.”

“Hmm…ketika Nabi Ibrahim minta izin wayuh demi memiliki anak yang bakal meneruskan peran kenabian, lalu Sarah yang sangat mencintai suaminya, tidak berdaya menolak logika berpikir tersebut, apa yang terjadi?”sahut suaminya.

Lihat selengkapnya