MENTARI

ELmahira
Chapter #11

Bingkisan cokelat

Kami berdua berjalan ke sebuah warung yang terletak di selatan lorong jalan. Suasana pedasaan masih sangat kental. Jalanan hanya terbuat dari tanah dan bebatuan kecil. Desaku bukanlah desa yang terletak dibawah kaku Gunung. Bukan pula pedasaan yang dihimpit oleh dua Hutan yang berseberangan. Hanya sebuah Desa dari dataran rendah yang terdapat persawahan dan Kali kecil. Hasil utama Pertanian adalah Padi dan jagung.

Tibalah kami berdua pada sebuah warung yang menjual berbagai makanan ringan anak kecil. Putri memasukkan tangan nya ke dalam saku baju untuk mengambil uang nya. sementara aku sama sekali tak membawa uang sepeserpun.

"Kamu mau jajan yang mana ri?"

Bola mataku mengamati deretan Snack yang berjejer pada sebuah tali yang terpasang di warung tersebut. Aku menunjuk pada sebuah sneck dengan bungkus berwarna kuning. Mungkin berisi Wafer didalam nya.

"Yang itu !" Ucapku sambil menunjuk.

Pemilik warung mengambilkan untuk ku satu, namun Putri menyuruhku untuk mengambilnya dua. Aku hanya menurut saja. Mungkin Putri juga mau.

Putri juga sudah mengambil beberapa jajan yang ukuran nya lumayan besar. Uang lima ribu rupiah sangatlah banyak jika kami belanjakan untuk jajan kami berdua. Hidup di desa sangatlah hemat.

"Masih ada uang seribu. Ayo kita beli es lilin." Ucapnya kala kami beranjak pergi dari warung.

Aku tercengang, uang lima ribu rupiah apakah harus ia habiskan seketika? Bagaimana jika nenek nya marah. Putri memang boros. Aku jadi ingat cerita ibu dan ayah jika kedua orang tua Putri memiliki banyak hutang.

"Nggak usah. Kamu simpen aja. Nanti kita minum air putih di rumahku." Ucapku sambil menghalau tubuhnya.

Namun ia menolak dan tetap menghabiskan uang yang diberi oleh nenek Romlah. Terserah kamu saja put, toh itu bukan uangku. Kami berdua lalu pulang.

Setiba dirumah. Ibuk tengah menungguku di teras luar. Benar dugaanku, ibuk pasti cemas dan berpikir jika kami berdua pasti akan bermain ke lapangan lagi.

"Dari mana saja sih kalian berdua nak?" Tanya ibu dengan wajah gelisah.

"Dari warung beli jajan." Jawabku.

"Kok beli jajan sebanyak itu? Uang siapa yang kalian pakai?" Ibu memeriksa kantong kresek yang ada di tangan Putri.

"Uang nya Putri buk. Di kasih neneknya." Ucapku menyakinkan ibuk.

"Bener put?"

"Iya bude. Putri di kasih nenek tadi."

Lihat selengkapnya