Ini adalah hari pertama aku berangkat ke sekolah bersama Putri. Dia sengaja menungguku di depan rumahnya. Suasana tak seperti sebelumnya, yang kerap diwarnai dengan nada kasar dan sikap acuhku. Kini kami berdua bisa dikatakan sebagai teman dekat sejak Putri bermain di rumahku kemarin. Teman-teman sekelasku juga tak ada yang memperdulikan hal ini. Kami semua masih anak-anak sekolah dasar, tentunya pemikiran kami tak serumit orang dewasa.
"Tari, nanti pulang sekolah main ke rumahku yuk." Ajak Putri ketika kami sedang duduk di depan ruang kelas.
Bermain adalah rutinitasku sepulang sekolah sejak kami menjadi dekat. Biasanya aku membantu pekerjaan ibuk atau hanya menghabiskan waktu di depan layar Televisi. Sejak aku duduk di Sekolah Dasar, aku hampir tak pernah bermain ke rumah temanku seperti mbak Naura. Mungkin hanya Windi satu-satunya teman yang sering datang ke rumahku.
___
Singkatnya, sepulang sekolah Putri menjemputku untuk bermain bersama di rumah neneknya. sebelum aku kesana, ibuk menyuruhku makan terlebih dahulu agar aku tidak Rakus dirumah orang. Begitulah wejangan dari ibuk.
"Nanti pulangnya jangan sore-sore. Nenek Romlah bisa marah." Pesan ibuk ketika aku dan Putri keluar rumah.
"Iya buk." Ucapku.
Putri menyambutku dengan sangat ramah. Nenek Romlah sedang tidak ada di rumah hari ini.
"Nenekmu mana put?" Bisikku saat melangkahkan kaki di ruang tamu.
"Di rumah tanteku. Pulangnya masih malam." Jawab Putri.
Aku mengangguk, itu artinya kami bisa bermain bebas di rumah mewahnya nenek Putri. Terutama aku yang sangat menikmati berada di rumah yang bagus.
"Tari, anterin aku ke dapur yuk. Aku mau ambil makan."
"Ayo." Aku mengekor di belakang Putri. Tepat di hadapanku ada sebuah kulkas dua pintu berwarna merah tua. Aku belum pernah membuka pintu kulkas. Aku sangat ingin tahu bagaimana isi Kulkas Putri.
"Put, aku boleh ngga membuka ini?" Ucapku sambil memegang pintu kulkas.
"Boleh. Buka aja." Jawab Putri sambil mengambil satu buah piring di rak.
Waaa ... Ternyata di dalam kulkas ada lampunya. Gumamku dalam hati. Aku memperhatikan satu persatu isi di dalam lemari es ini. Ada buah Semangka, Jeruk, Puding dan beberapa botol minuman. Tanganku jadi gatal ingin membuka kotak yang berada paling atas.
"Put, ini isinya apa?" Tanyaku sambil menunjuk ke kotak kecil paling atas.
"Oh ... Ini Freezer, isinya es batu sama ikan." Putri membuka penutup Freezer tersebut dengan tenaga Ekstra.
Terlihat semua benda yang ada di dalamnya membeku. Aku mengambil secara iseng serpihan es batu yang jatuh dari penutup Freezer tersebut dan menutup pintu kulkas.
Setelah ketakjubanku akan lemari es, kini aku dibuah terpukau dengan meja makan nenek Putri. Seperti yang pernah kulihat di Televisi. Sama persis. Meja berbentuk lingkaran dengan Taplak bermotif garis persegi. Di atas meja sudah ada keranjang berisikan buah dan pisau kecil yang cantik. Aku ingin sekali mengambil satu buah Apel di keranjang tersebut. Namun Putri memanggilku dari dalam dapur.