MENTARI

ELmahira
Chapter #17

Janji Putri

Sepulangnya Putri dari rumahku. Aku menikmati suasana sore hari dengan menonton TV sendirian di ruang tam. Ayah sedang di ladang. Ibu mengerjakan tugas rumah. Dan mbak Naura, tentu saja dia sedang tidak di rumah. Entah lah kemana dia setiap hari.

"Mentari, kamu tadi pagi dihukum?" Tanya ibuk tiba-tiba.

Aku terdiam tak menjawab sepatah kata. Aku sibuk menekan remot TV untuk mengalihkan suasana.

"Kamu jangan kebanyakan main sama nonton TV ya ri,"

"Siapa yang kasih tau ibuk kaloTari dihukum?" Tanyaku

"Naura, ibu tadi di kasih tau sama mbak mu."

"Tari sebenarnya ngerjain PR kok buk. Cuman ketinggalan aja." Ucapku dengan nada tinggi.

"Lain kali kalo kamu dihukum lagi awas loh ..." Ibuk memperingatiku.

"Buk, asal ibuk tau aja. Uang yang mbak Naura minta buat beli buku itu di pake mbak Naura buat jajanin temen nya." Sahutku dengan geram.

"Kata siapa kamu?"

"Tari lihat sendiri, kalo ibuk nggak percaya coba tanya sama mbak Naura. Apa pernah dia kasih liat buku bimbel nya." Kali ini aku menuntaskan semua kekesalanku yang selama ini ku tahan demi saudara yang tak menyayangiku sedikitpun.

"Nanti ibu tanya Naura, apa cuma kamu yang ngarang cerita." Ibu berlalu dari hadapanku.

Belum sampai ibu memarahi mbak Naura. Suara salam dari seseorang datang mengetuk pintu rumah kami.

"Assalamualaikum ..." Suara seorang pria bersama istrinya.

"Waalaikum salam." Jawabku.

"Buk ... Ada tamu." Aku menghampiri ibuk yang sedang menyapu di dapur. Ibu segera memeriksa ke ruang tamu.

"Eh ... Bu haji. Silahkan duduk." Ibu mempersilahkan kedua tamu nya. Aku merapikan bantal yang berserakan diatas dipan kayu.

"Kok tumben. Ada apa?" Tanya ibu dengan gugup.

"Nggak ada apa-apa. Cuma mau berkunjung ke rumahmu saja Sri." Ucap bu Namima dengan tersenyum.

"Rumahnya berantakan. Maaf ya bu haji." Sambung ibuk.

"Nggak apa-apa. Oh iya, suamimu mana Sri?" Bu haji Namimah melirik ke sekeliling ruang.

"Tari. Kamu panggilkan ayah ya."

"Dimana?" Tanya pak Bari

Lihat selengkapnya