MENTARI

ELmahira
Chapter #22

Surat cinta

Disepanjang perjalanan pulang, tak hentinya Putri membicarakan soal cowok, yang tentu saja itu mengarah pada orang yang bernama Rangga.

Akan tetapi, aku enggan untuk menyerukan nama itu di telinganya. Bagaimanapun juga, aku memiliki ketertarikan yang sama juga dengan Rangga.

***

Keesokan harinya, bando yang kemarin kami beli untuk hiasan kepala hari ini, betul-betul menjadi pusat perhatian semua orang dikelas. Ada yang menertawakan kami, ada juga yang memuji karna lucu. Apapun itu, ini semua atas dasar kemauan Putri. Entah apa yang ada dalam benaknya.

Hingga sesuatu yang begitu menyebalkan terjadi. Putri, dia menulis sebuah surat untuk Rangga. Menyebalkan memang bagiku. Tetapi tidak bagi gadis yang sebangku denganku itu.

Apa yang dia coba tuliskan dalam sebuah lembaran kertas itu? Sehingga membuatnya mengulum senyum selama menggoreskan tinta bulpoinnya pada kertas berwarna pink muda yang hampir penuh satu halaman.

"Kamu ke kantin duluan aja ya? Aku mau ada urusan bentar!" tuturnya sembari melipat surat itu, lalu detik berikutnya Putri benar-benar keluar kelas dengan percaya diri.

Tanpa reaksi apapun aku menatapnya dari kejauhan sembari menerka. Apa Putri akan menyatakan perasaannya ke Rangga?

Ah, apa urusanku memikirkan itu? Lebih baik bando konyol ini segera kulepas dari kepalaku. Lalu menyimpannya ke dalam tas saja. Lagipula, Putri juga telah menanggalkan aksesoris kepala berwarna putih itu sejak tadi. Aku yakin semua orang akan mencap diriku sebagai siswa yang norak.

Lebih tepatnya sepasang sahabat yang norak!

Empat mata pelajaran berlalu. Saat yang begitu kunanti, bel tanda pulang sudah berbunyi. Hari ini Putri sama sekali tak memperdulikanku. Dia sibuk dengan dunianya sendiri.

Hal itu membuatku cukup bosan duduk melamun di kelas seorang diri.

Hingga saat kami berdua berjalan menuju pintu gerbang, seseorang yang berseragam sama dengan kami, berjalan menghampiri lalu menepuk pundak Putri.

Lihat selengkapnya