MENTARI

ELmahira
Chapter #31

Hari kelulusan

***

Satu suapan lagi, aku yakin irisan roti mentega berisikan ice cream ini pasti akan kumuntahkan.

"Nggak dihabiskan, Ri?"

Aku menggeleng. Menjauhkan piring cantik berwarna putih itu beberapa centi dari hadapanku.

"Aku pesenin makanan lain ya?" tawar Putri yang begitu khidmat menyantap makanan favoritnya. Ice cream.

"Nggak usah Put, sudah terlalu banyak! Masih ada agenda makan nasi tumpeng 'kan, nanti malam." timpalku.

Setelah ketidaksengajaan di rumah sakit beberapa waktu lalu, hubungan persahabatan kami kian membaik. Tidak ada lagi permusuhan ataupun rasa bersaing diantara kami. Baik itu mengenai prestasi di sekolah, maupun hal-hal yang bersangkutan dengan Rangga.

Tepatnya, Rangga dan Putri sudah putus.

"Masih jam 8, Ri. Lagian acaranya juga pasti lama. Nggak mungkin 'kan baru mulai udah main makan aja?" Putri terkekeh sambil menyapu ujung bibirnya yang berwarna merah muda.

"Tapi kita harus segera pulang Put, aku juga belum nyiapin buat acara kelulusan nanti." jawabku sambil perlahan bangkit dari kursi kedai Ice cream Natasha.

Putri menurut begitu saja. Tabiatnya memang seperti itu jika aku yang meminta. Apapun pasti dia lakukan. Putri adalah tipikal sahabat yang setia. Jika saja tidak terdistraksi dengan kehadiaran seorang laki-laki dalam hidupnya, seperti beberapa bulan lalu. Mungkin Persahabatan kami pasti aman tentram sepanjang sejarah.

"Aku yang bayar ya?" ujarku ketika gadis bergaun biru polka itu hendak merogoh tas slempangnya.

Segera aku beranjak menuju pramusaji yang tersenyum hangat menyambutku.

"Nanti aku ganti." ujar Putri sambil menutup tas yang tadinya ia periksa.

"Nggak usah! Sekali-kali aku yang traktir kamu. Hehehe ...."

"Serius nih?" goda Putri. Ia menyenggol perutku dengan ujung sikunya.

"Iya Put. Hitung-hitung besok kalau kamu sudah di Jakarta, kita nggak bisa makan ice cream kaya gini lagi."

"Duh .... Sedihnya! Aku jadi kepikiran Ri."

"Soal?" Kutatap kedua maniknya.

"Soal siapa yang bakalan nemenin aku di sekolah baru nanti?"

Aku menyeringai, "disana banyak anak baru juga. Lagipula kamu itu cepet akrab sama orang asing Put. Beda sama aku."

"Ya juga sih!" pungkasnya.

Lihat selengkapnya