MENTARI

ELmahira
Chapter #33

Tanpa kata

"Non Putri sebentar lagi mau berangkat ke Amrik, pak Deden lupa, ya?" Wanita yang bernama Saras itu bersidekap dada.

"Bukannya besok?" Security menatap kami bergantian, "kamu salah info, Sar!"

"Salah info gimana? Saras yang nyiapin segala keperluan mereka ... tuh, pak Deden liat!" Saras menunjuk sebuah koper besar di bawah tiang teras. Ia menunjuk dengan ujung dagunya.

"Maaf ya dek ... non Putri sekarang sedang ada keperluan penting-"

"Maaf pak, berapa lama Putri pergi ke Amerika?" potongku cepat.

"Empat tahun, lima tahunan ... non Putri kan mau kuliah, bukan menghadiri acara pernikahan!" sambar wanita yang memulas bibirnya dengan warna merah merekah itu.

"Iya, dek ... Mbak Saras benar!" pak Deden terlihat simpati padaku.

Kring!! Kring!!

Ponselku berdering, aku lupa tidak mengubahnya ke mode senyap semalam.

Tanpa permisi, aku membelakangi mereka. Menyambut telfon yang berasal dari kakakku, kak Ilham

"Ibuk bilang kamu ke Jakarta? Jakarta mana? Kok nggak mampir ke kontrakan kak Ilham?

"Kak, Tari sekarang lagi mampir di rumah makan, nunggu angkot lewat!" ucapku bersandiwara

"Rumah makan mana? Kamu shareloc ya? Biar kak Ilham jemput ... ibuk dan ayah mencemaskanmu, Ri." terdengar suara ocehan seseorang di samping kak Ilham, aku yakin itu adalah istrinya

"Kak, kak Ilham jangan khawatir. Iya, Tari akan shareloc ... bentar!" Aku mematikan panggilan dengan cepat. Lalu, mencari sebuah tempat yang pantas untuk kujadikan alasan pada kakakku. Aku telah membohongi semua orang demi Putri. Aku harus menyusuri rumah rumah mewah, untuk keluar dari perumahan ini.

Tempat itu, ya ... sebuah warung kecil menjual aneka menu sarapan dan makan siang. Apakah itu yang disebut warteg? Entahlah, aku akan kesana.

Lihat selengkapnya