"Mentari," Panggil Elang, Mentari menoleh ke arah Elang.
"Iya Elang ada apa?"
"Apa kamu tidak mencintai seseorang?" tanya Elang penasaran.
"Sepertinya tidak, memang kenapa?"
"Hanya memastikan jika hatimu belum mencintai siapapun," Elang tersenyum, Elang menggenggam tangan Mentari dan Mentari hanya terdiam.
"Jika suatu hari nanti aku melamar kamu, apakah kamu menerima aku?" tanya Elang dengan ragu.
"Aku akan menjawabnya setelah lulus kuliah, aku harus mewujudkan keinginan almarhum ayah dan ibu untuk menjadi sarjana." Mentari tersenyum ke arah Elang.
"Setelah kamu lulus kuliah, aku boleh melamar kamu?"
"Boleh Elang, entah kenapa aku nyaman berada di dekat kamu. Semoga memang kita ditakdirkan untuk berjodoh," Mentari tersenyum bahagia.
Hati Elang bahagia mendengar perkataan Mentari, Elang memeluk Mentari dan mengatakan.
"Terima kasih Mentari, aku sangat mencintaimu." Elang memeluk Mentari sangat lama, entah kenapa hati Mentari terasa hangat saat Elang memeluknya. Mentari juga merasa sangat bahagia jika melihat Elang bahagia, Mentari tidak ingin waktu berlalu.
"Bu Mentari," Mentari melepaskan pelukannya karena mendengar suara Andi, cook helper di hotel Elame.
"Iya Andi ada apa?"
"Saya permisi mau pulang, pekerjaan saya sudah selesai," ucap Andi dengan sopan.
"Baiklah, kamu boleh pulang. Hati-hati di jalan," Mentari berusaha ramah pada bawahannya, Andi pergi meninggalkan Elang dan Mentari, Elang dan Mentari duduk kembali.
"Memang disini aturannya, semua harus izin sama kamu ya kalau mau istirahat atau pulang?"
"Tidak ada aturan di hotel ini, dulu aku tanya sama mereka. Mereka menjawab karena mereka menghormati aku, jadi mereka pasti minta izin padaku."