Mentari untuk Elang

Widayanti
Chapter #15

Kebencian #15

Keesokan harinya Elang pergi ke rumah Mentari, Mentari dan Elang berbicara di teras.

"Kenapa kamu tidak menyerah Elang?"

"Aku sangat mencintai kamu Mentari dan aku tidak ingin kehilangan kamu." Elang menggenggam tangan Mentari.

"Tapi aku tidak mengingat apapun tentang kamu."

"Aku yakin, kamu pasti mengingat semua sebelum hari pernikahan kita."

"Aku tidak tahu, apa aku mampu mengingat semuanya. Sekarang kamu pergi Elang," Mentari merasa pusing dan mengusir Elang.

"Aku tidak akan pergi atau meninggalkan kamu, itu janjiku padamu." Elang menggenggam tangan Mentari, Mentari melepaskan tangan Elang.

"Aku ingin membatalkan pernikahan kita, sekarang kamu pergi." Mentari merasa pusing dan pergi ke kamar, Mentari mengunci pintu.

"Aku akan tetap bertahan, aku mohon jangan batalkan pernikahan kita. Aku yakin kamu akan mengingat semuanya, karena kita saling mencintai." Elang menangis, suara tangisan Elang membuat Mentari sedih.

"Pergi Elang, aku mohon." Mentari sedih dan sakit hati, Mentari tidak mendengar suara Elang karena Elang sudah pergi.

"Kenapa aku sedih dan sakit hati? Apa aku mencintai Elang?" Mentari membuka laptop, dia terkejut melihat fotonya bersama Elang yang tersenyum bahagia.

Mentari merasa pusing, Mentari membuka file yang bertuliskan cinta kita. Video tentang pertunangan Elang dan Mentari, perlahan ingatan Mentari kembali.

Mentari sadar sudah melakukan kesalahan besar dengan membatalkan pernikahan, Mentari pergi ke rumah Elang menggunakan taksi online, Mentari menekan bell. Satpam melihat Mentari dan langsung membuka pintu.

"Elang ada di rumah?"

"Ada non, langsung masuk saja. Didalam ada nyonya juga."

"Terima kasih," Mentari masuk ke dalam rumah, di ruang tamu Mentari melihat Kartika sedang membaca majalah.

"Pagi ma," sapa Mentari dengan sopan, Kartika terkejut mendengar perkataan Mentari.

Kartika mendekati Mentari, "tadi kamu panggil mama? Kamu sudah ingat semuanya?"

"Iya aku sudah mengingat semuanya ma," Mentari tersenyum, Kartika memeluk Mentari.

"Tapi kenapa Elang pulang dengan wajah sedih?"

"Tadi aku membatalkan pernikahan, setelah mengusir Elang. Mentari mencari tahu di laptop dan sekarang Mentari ingat semuanya." Mentari tersenyum.

"Jadi kamu tidak ingin membatalkan pernikahan dengan putra mama kan?" Kartika menggenggam tangan Mentari.

"Tentu tidak, Mentari ingin menikah dengan Elang." Mentari tersenyum.

"Sekarang temui Elang di kamar, sebentar." Kartika mengambil kunci kamar Elang, Kartika memberikan kunci pada Mentari. Mentari pergi ke kamar Elang, pintu kamar terkunci.

Lihat selengkapnya