"Aku akan telepon Raffi untuk datang kesini, supaya kamu dan Raffi semakin dekat." Mentari mengambil handphone.
"Raffi bisa ke rumah Rina sekarang? Aku butuh bantuan kamu."
"Aku tunggu di rumah Rina," Mentari tersenyum, mereka menunggu kedatangan Raffi. Pembantu membawa minuman, Mentari dan Elang minum.
"Ingat Rina, jika Raffi dekat dengan perempuan lain. Jangan pernah usir perempuan itu, karena itu akan membuat Raffi ilfeel."
"Tapi aku cemburu," Rina cemberut.
"Kamu harus bisa tahan rasa cemburu itu, apalagi belum ada ikatan diantara kalian." Mentari tersenyum memberi nasihat.
"Mulai sekarang aku akan menahan rasa cemburu, terima kasih untuk nasihatnya." Rina tersenyum.
"Jika aku minta tolong ke kamu dan Raffi, kamu tidak marah kan?"
"Minta tolong apa?"
"Tolong belikan sepatu untuk ibuku dan mama Elang, supaya kalian bisa semakin dekat." Mentari tersenyum.
"Aku mau, terima kasih sudah membantu aku dekat dengan Raffi." Rina tersenyum, Rina menyuruh satpam membukakan pintu untuk Raffi. Raffi masuk ke dalam rumah, Raffi duduk di sebelah Elang dengan bingung.
"Ada apa ini?" tanya Raffi dengan bingung.
"Aku ingin menjelaskan, aku sudah mengingat semuanya dan pernikahan kami akan tetap dilaksanakan." Mentari tersenyum menjelaskan.
"Selamat ya Mentari," Raffi tersenyum dengan kecewa.
"Rina bukan pelaku yang menyebabkan aku kecelakaan, tapi pelakunya Nina."
"Bagaimana mungkin Nina pelakunya?" tanya Raffi bingung.
"Karena Nina menyukai Elang," Mentari menggenggam tangan Elang.
"Aku tidak menyangka Nina melakukan semua ini," Raffi terkejut.
"Kamu harus berhenti membenci Rina, karena mulai sekarang aku dan Rina bersahabat." Mentari tersenyum.
"Iya aku akan berhenti membenci Rina," Mentari dan Rina saling menatap, mereka tersenyum mendengar perkataan Raffi.