Menuju Seperempat Abad

Mala Armelia
Chapter #1

Prolog

Aku tidak tahu pasti bagaimana suasana hatiku ketika tulisan ini sampai pada pembaca, perasaan yang sudah ada dan akan tetap adalah sebuah syukur terima kasihku kepada Tuhan yang sudah membawa perempuan ini sampai pada usia yang tidak muda lagi. Umurku sudah bisa disebut bagian abad.

Waktu itu umurku delapan hampir mati karena DBD, tidak kebagian ruangan ICU anak dan susah mendapat donor darah. Hampir dua hari mengandalkan selang oksigen untuk nafas.

Pada waktu itu aku sudah pasrah seandainya Tuhan mengambil nyawaku karena lelah, tidak berdaya disuntik sana-sini dan masih kecil, dosaku belum banyak. Lalu, umurku berlanjut sampai usia tiga belas dimana sedang ramai tentang buku dan film Surat Kecil untuk Tuhan, kematian bisa saja terjadi di usia muda. Lagi-lagi pikiranku tentang hidup menghantui kepala, aku sudah mulai takut jika akhir hayat terjadi saat itu, sebab ada keinginan kuat tentang masa depan yang ingin ku rasakan saat itu, namun bayang² tentang penyakit mata sejak umur lima yang tak kunjung pulih membuatku gugup. Doaku pada Tuhan saat itu; biarkan aku hidup sekali lagi Tuhan, aku ingin merasakan kebahagiaan remaja pada umumnya tanpa sakit mata yang membuatku pusing, aku ingin membangun keluarga kecilku sendiri diumur dua puluh, aku ingin mengerti bagaimana arti sebuah keluarga. Walaupun hanya sakit mata, kecemasanku tentang akhir dunia sungguh tinggi sebab sering sekali sakit, atau lebih mudah sakit.

Lalu aku disini, tidak terasa umurku sudah ditengah jalan dua puluhan, sudah lama tidak merasakan sakit mata yang membuatku pusing sendiri sebab tidak nyaman, juga sudah berkeluarga dan merasakan arti keluarga setelah memiliki anak yang kini kian membesar.  

Lihat selengkapnya