Menulis Ulang Ingatan

Yusuf Mahessa Dewo Pasiro
Chapter #23

Bab 22

“Aku tidak marah!”

“Kau marah!”

“Tidak!”

“Kau sebal.” Ucap Adam.

“Ya! Hanya sebal!”

Adam tersenyum menatap Sri yang menekuk wajahnya. Seragamnya masih tampak rapi, tidak banyak lipatan, rambutnya juga tergerai rapi. Mereka tampak serius di ruang tamu.

“Kita masih bisa berkomunikasi. Mengirim surat, satu sama lain.”

“Namun akan membuang waktu, surat darimu akan lama sampai, setelah sampai juga tidak bisa langsung membalas, butuh mengantar ke kantor pos dahulu.” Sri tetap kesal.

“Kita bisa membahas banyak hal, meski lama sampai. Kau bisa menulis apa saja, atau berkisah perihal guru yang tidak kau sukai. Atau rencana setelah kelulusan.”

“Masih tak kusangka, ini terlalu cepat. Kita baru kenal dua bulan.”

Lihat selengkapnya