Panas terik menemani perjalanan seorang ibu dengan kerudung Paris berwarna jingga. Ia menjepit kain itu dengan peniti kecil keemasan. Angin akhir-akhir ini teramat kencang. Malu kalau aurat tampak tersibak angin. Perempuan itu menyandarkan sepeda di bawah pohon kapuk lantas berjalan memasuki sebuah rumah dengan dinding kayu.
"Ibu..." sambut anaknya yang bermata abu-abu.
Perempuan yang dipanggil ibu tersenyum. Gigi gingsulnya menambah manis wajah berparas Jawa itu. Peluhnya, ia keringkan dengan lengan baju. Kulitnya bersemu merah karena setengah hari berkeliling kampung kecil dekat dermaga.
"Ini... susu kedelai. Biar sehat." Ia memberikan sekantong plastik minuman berwarna putih kusam.
"Biar tinggi, minta susu sapi dong?" pinta anaknya, merayu. Mata bulat dengan bulu mata lurus itu mengerjap-erjap.
"Nanti perutmu kembung. Tak bisa lagi menampung pecel," jawab ibunya.
Kata-kata itu berarti tidak ada susu sapi. Untuk anak berusia sembilan tahun, susu tampak nikmat. Apalagi musim panas begini, ditambah es batu jadi segar. Namun, kenikmatan itu hanya akan ada dalam bayangannya saja. Bahkan bermimpi pun tidak pernah. Kira-kira rasa susu sapi enak tidak ya?
Mbah Kakung, tidak suka susu sapi. Katanya amis, seperti bau daging mentah. Sedangkan menurut Rudi, temannya yang tinggal di perumahan pegawai kapal, rasanya manis. Apa jadinya manis dan amis. Teh Nunung penjual peyeum selalu bilang kalau amis itu artinya manis. Berarti susu sapi itu sangat manis, seperti gula. Kenapa tidak minum gula saja.
"Ibu sayurnya habis ya?" tanya gadis kecil itu sembari meminum susu kedelai.
"Alhamdulillah. Banyak orang mau masak. Kan besok puasa, jadi orang-orang mau makan sahur bersama."
"Uang ibu banyak dong. Bisa beli smartphone," sahut si gadis kecil dengan tatapan berbinar.
Si ibu membuang napas dari lubang hidungnya yang runcing. Tidak langsung menjawab pertanyaan putrinya, ia malah mengarahkan kedua bola matanya ke kiri, tanda seseorang sedang berpikir. Hasil jualan sayur hari ini memang cukup banyak. Untungnya lima ratus ribu. Untuk perempuan itu, jumlah itu fantastis dibandingkan hari lain.