Entah harus dari mana aku mulai ceritaku ini, baiklah biar aku susun dulu kerangka ceritaku agar alurnya tak menyimpang dari apa yang akan aku ceritakan. Ini bukan puisi tidak juga esai. Tapi baiknya aku uraikan saja dengan sedikit gaya sastra agar ceritaku ini mengandung intrinsik sajak yang akan mewakili perasaannku.
Ketahuilah kawan dunia ini tak seindah apa yang di gambarkan dari sebagian orang tapi tepatnya setiap orang akan mengalami kehidupan yang berbeda – beda , dan berbeda pula setiap orang menyikapi perjalanan hidupnya.
Kali ini aku ingin bercerita tentang Sketsa Cinta lelaki karena sang pujangga telah bosan bersilat lidah lewat deretan kata - kata yang dia susun menjadi kalimat cinta yang manis. Maka bermetamorfosislah dia mengubah setiap sajak - sajaknya menjadi slide - slide episode khayalan cinta.
Di temani sebatang rokok yang terhisap, aku mulai bertutur kata. Tapi, tunggulah dulu. Biar aku keluarkan dahulu asapnya. Okey aku mulai.
Oh malam, kau mengintrogasiku di tengah kedamaian hati dan kau jadikan aku terdakwa dalam persidangan perasaanku.
Dimana dia, dimana pengantin jiwaku. Pengantin yang aku temukan dalam perjalanan cinta. Perjalanan cinta antara kau dan keegoisan prinsipku.