Hahahahaha. Betapa mata hatiku dibuat takjub hari ini, pikiran ku tak henti – henti bermain dengan narasi – narasi indah setiap apa yang ku lihat.
“Apakah ini kebetulan?“
Ataukah Allah SWT sedang mengingatkanku untuk terus bersyukur akan apa telah aku peroleh sekarang ini.
Andai kau merasakan ini kawan, kau pun akan merasakan hal yang sama dengan apa yang terjadi pada diriku saat ini.
Bermain layang - layang disiang hari atau berkumpul dengan teman – teman saling berkejaran, bermain petak umpet dan memainkan tali temali, sungguh hal yang sangat menyenangkan. Tak ada beban yang terpikirkan yang ada hanyalah esok mungkinkah akan lebih seru di banding hari kemarin.
Berlari sekencang-kencangnya mengejar layang-layang putus, terperosok kedalam selokan sawah atau naik keatas pohon secara tiba –tiba dan bingung bagaimana untuk turun kembali. Ini hal sering terjadi diwaktu kanak-kanak.
Permainan tradisional yang hanya memanfaatkan alam, tanpa perlu mengisi kuota dan syarat seberapa bagus gadget yang harus di miliki. Kita memungut kulit dari jeruk bali atau kaleng bekas susu jika memiliki keinginan untuk bermain mobil–mobilan. Kita akan mencari pelepah pisang bila ingin bermain tembak–tembakan. Tak ada yang sulit bagi kami untuk merasakan bahagia pada masa itu.
Kita akan berteriak sekencang – kencangnya saat kita meloncat ke dalam sungai untuk berenang. Ekspresikan kebahagiaan yang menjadi nyata walau setiba dirumah kami harus makan nasi dengan garam atau sepotong tempe saja. Namun itu bukanlah suatu masalah.
Kita akan memekikkan cita-cita besar ketika bapak ibu guru bertanya, Apa cita–cita kalian nanti setelah besar?, dan kami jawab dengan berbagai keinginan yang kami tulis di buku halaman belakang buku tulis, sebagai tulisan kasar.
Kita memiliki hari bersejarah dimana akan menjadi rahasia selamanya. Yah dimana kita akan menyembunyikan fakta bahwa kita pernah berdiri dengan satu kaki di depan kelas dengan tangan menjewer telinga. Dan itu bergantian satu sama lain saat kita tak bisa mennyelesaikan hafalan dan ujian lisan.
Kita akan memaknainya dengan sangat indah, masa dimana tak pernah dirasakan oleh generasi saat ini. Fase pada tempahan mental yang benar – benar harus di jalani untuk mengarungi kehidupan dunia ini. Dan aku rangkum cerita masa itu dalam gubahan sajak berikut ini.
MERANGKAI KENANGAN