Menutup Diri

Rida nurtias
Chapter #8

7. Jaga jarak

Pria menggunakan kemeja kotak-kotak hitam dibiarkan terbuka, memperlihatkan kaos putih polos sebagai lapisan dalaman. Ia sedang mencari jadwal judul film yang sedang tayang di bioskop. Tanpa henti matanya membaca satu persatu judul tertera pada ponsel. Sebenarnya, Gery jarang sekali nonton di bioskop, ia lebih suka streaming yang hanya mengandalkan internet. Namun karena pagi ini tidak ada kegiatan, ia ingin mengajak Raflesia tanpa memberi tahu terlebih dahulu.

Gery menyerah, ia tidak tahu nonton apa. Daripada mengulur waktu, lebih baik menjemput Raflesia.

 

Raflesia merentangkan kedua tangannya, jari-jari merasa pegal karena dua jam mengetik. Ia mendengus pelan. mengapa dosennya selalu memberikan tugas dadakan dan hanya diberi waktu dua hari? Yang lebih membuat Raflesia kesal, tugas yang ia kerjakan dua puluh lima halaman. Sudah tahu ia sangat lambat saat mengetik, beda seperti temannya, Gery bisa mengetik sangat cepat karena sudah hafal letah huruf pada keyboard.

Raflesia menyenderkan punggungnya pada tembok. Saat ini ia duduk di atas lantai. Tepat di hadapannya terdapat kardus bekas makanan ringan yang ia dapatkan dari warung. lebih tepatnya Raflesia meminta untuk dijadikan meja laptop. Selagi barang bisa digunakan kenapa harus beli, itu yang diajarkan Mamahnya. Berbicara tentang Mamah, sudah lama sekali ia tidak pulang ke Solo. Menjadi anak rantau yang paling berat adalah menahan rindu keluarga karena jarak. Tidak mungkin, kan? Setiap bulan bisa pulang? Jangankan bulan. Dalam setahun saja paling banyak dua kali.

Ia terbangun dari lamunan karena suara ketukan pintu. Dengan malas ia bangkit kemudian memutar daun pintu. Raflesia meniup poni yang menghalangi penglihatannya sebelum bertanya, ‘’ngapain?’’

‘’nonton, yuk?!’’ ajaknya.

‘’gue ada tugas, Ry. Lo bukannya chat gue dulu.’’ Salah satu yang Raflesia tidak suka,

 

pria bediri di depannya suka sekali mengajak pergi tanpa memberitahu terlebih dahulu.

Gery melihat penampilan Raflesia masih menggunakan baju tidur gambar pokemon. Kemudian tersenyum kembali. ‘’lo siap-siap, gue tunggu di luar.’’

‘’gue lagi ngerjain makalah, ajak teman lo yang lain aja.’’ Baru saja ingin menutup pintu, namun Gery menahan terlebih dahulu menggunakan kaki. ‘’gue bantuin tugas lo, bawa laptop lo sekalian. Kita kerjain di café,’’ katanya dengan cepat.

Raflesia mendesah berat. ‘’bawel, maksa. Yaudah, gue mandi dulu!’’

‘’nah, gitu dong!’’

Setelah nonton, mereka ber dua langsung ke café. Raflesia mencari tempat yang kosong sedangkan Gery memesan makanan. Masalah menu makan, Raflesia selalu menyerahkan ke Gery. Terserah cowok itu mesan makanan apa, ia hanya mengikuti saja. Gery selalu menawari namun Raflesia dari dulu selalu menjawab, ‘’bebas.’’

Antrian tidak terlalu ramai, membuat pesanan cepat datang. Tak lupa mengucapkan terima kasih kepada pelayan yang baru saja meletakan dua roti bakar dan dua gelas kopi susu. Raflesia mengeluarkan laptop dari dalam tasnya. Gery menggeser piring. ‘’gelasnya jangan lo taruh di dekat laptop, takut kesenggol sama tangan lo,’’ jelas Gery mengingatkan.

Lihat selengkapnya