Menutup Diri

Rida nurtias
Chapter #22

21. Kenapa melibatkan rasa?

Gery memperhatikan Raflesia secara diam. Siang ini, Dosen kelas Gery berhalangan hadir sehingga membuat ia menemani Raflesia sambil menunggu gadis itu masuk jam ke tiga yang dimulai pukul satu siang. Ia memperhatikan lingkaran berada di bawah mata Raflesia semakin menghitam atau disebut dengan mata panda. Tidak ada bahan obrolan yang dibicarakan. Gadis tersebut asik menatap langit siang sedangkan Gery memperhatikan Raflesia yang selalu berhasil membuat ia merasa Bahagia.

Raflesia memecahkan keheningan. ‘’Ry, kalau gue berubah. Lo marah nggak?’’

‘’berubah gimana? Lo mau jadi super hero?’’ balasnya dengan candaan.

‘’gue serius, Ry,’’ seru Raflesia kembali.

Senyuman Gery perlahan menghilang. ‘’lo lagi ada masalah, ya?’’

Raflesia menundukan kepala, melihat sepasang sepatu yang ia kenakan. ‘’nggak, gue nggak kenapa-kenapa. Gue baik-baik aja.’’

‘’bohong,’’ tungkas Gery kemudian. ‘’gue tahu pasti ada yang ganggu pikiran lo,’’ lanjutnya dengan nada sedikit meninggi.

Raflesia tidak memberi balasan, ia pun menyadari pikirannya semakin kacau. Bahkan jam tidurnya berkurang. dan yang lebih parah, Mata selalu terjaga dari pagi hingga ketemu pagi lagi.

‘’semenjak lo kenal Zakra. Sikap lo sering berubah, mood lo juga nggak jelas terus sekarang lebih banyak diam.’’ Gery menggambarkan apa yang selama ini ia lihat.

Penjelasan Gery membuat Raflesia tidak percaya. Dengan mudahnya Pria itu mengambil kesimpulan perubahan dirinya disebabkan oleh orang lain. ‘’nggak ada hubungannya sama Zakra. Lo jangan langsung nilai,’’ ucapnya berusaha sabar. Raflesia berusaha mengatur deru napas.

Gery hanya menatap wajah Raflesia terlihat emosi. ‘’terus karena apa? Sebelumnya lo nggak pernah kaya gini, Fle. Lo belum pernah tiba-tiba diam terus memilih untuk menyendiri.’’ Gery mengatur deru napas berkejar-kejaran. ‘’itu semua semenjak ada Zakra!!!’’

‘’Semua itu topeng. Semua masalah nggak semuanya bisa gue certain ke lo. Dan lo nggak kenal gue se utuhnya, Ry. jangan nilai orang lain tanpa tahu yang sebenarnya. Zakra sama sekali nggak ada hubungannya tentang perubahan sikap gue!’’ Raflesia memberikan penegasan. Setelah mengatakan kelimat tersebut. Raflesia pergi meninggalkan Gery. Baru kali ini dirinya merasa sangat marah.

Sebelum benar-benar langkahan kaki Raflesia semakin menjauh, masih bisa dijangkau. Gery menjawab ucapan Raflesia, ‘’lo juga nggak tahu tentang gue, Fle! Lo bahkan nggak sadar atas semua perlakuan gue ke lo. Entah karena lo pura-pura nggak tahu atau memang mengerti tapi mengabaikan perasaan gue ke lo!’’

Apa yang ia takuti akhirnya terjadi. Raflesia berusaha menahan air mata agar tidak jatuh. Bibir bergetar, secara perlahan ia menyeret kedua kaki ke depan.

 

Kenapa…kenapa harus dirinya yang Gery sukai? Kenapa harus sahabatnya sendiri?

Lihat selengkapnya