Menutup Diri

Rida nurtias
Chapter #27

26. Sesuatu yang menetap

Gery menatap awan. ‘’nggak tahu, Fle. Gue juga bingung.’’

‘’bingung gimana?’’ 

Gery membalas tatapan Raflesia. Membuat seorang yang sedang ditatapnya merasa tidak nyaman. Gery tersenyum tipis kemudian menjawab, ‘’lo nggak tahu gimana rasanya mencintai seseorang namun tidak bisa digapai. Hanya bisa menatap dari kejauhan dan semakin berusaha menjaga jarak hati selalu menahan diri lo untuk tidak menjauh.’’

Raflesia tertegun dengan jawaban Gery. Ia mengalihkan tatapan kemudian menundukan kepala. ‘’maaf,’’ balasnya dengan nada rendah.

‘’lo nggak salah, kok. Ngapain minta maaf?’’

‘’maaf…nggak bisa balas perasaan lo…’’

Dan kesekian kalinya hati seperti di tusuk benda tajam secara terus menerus. lagi-lagi Gery mampu menutupi itu semua dengan satu cara. Ia tersenyum sebahagia mungkin agar tak terlihat betapa menyakitkan ucapan itu. ‘’gue di sini hanya untuk mencintai lo Fle. Lo sama sekali nggak salah—‘’ ucapannya terhenti karena mendengar isakan tangisan pelan. Gery bangkit dari kursi lalu mengubah posisi menjadi berjongkok di hadapan wanita itu. ‘’jangan nangis…’’

Raflesia menghapus tetesan air mata yang terlanjut jatuh. ‘’siapa yang nangis? Gue kelilipan.’’

Gery tahu bahwa Raflesia berbohong. Ia genggam tangan Raflesia tanpa mendapatkan penolakan. ‘’makan, yuk? Mau?’’

Raflesia menggeleng pelan. Dirinya ingin menyendiri, menjauhi tempat keramaian. Hanya situasi sepi menjadi tempat paling tepat ketika perasaan dan pikiran saling bertabrakan. ‘’gue langsung pulang aja, maaf ya.’’

Gery berusaha tersenyum. ‘’gue antar?’ 

‘’gue bawa motor sendiri, kok. Makasih ya.’’ Raflesia bangkit dari kursi, kemudian melangkah pergi. 

####

Hampir dua minggu Raflesia mengurung diri, Jendela tertutup rapat, tirai dibiarkan tertutup tanpa memberi celah sinar mentari masuk sedikit pun. Hanya tumpukan novel sebagai teman untuk mengalihkan bayangan. Rasa gelisah, khawatir apa yang akan ia hadapi ke depannya setelah mengetahui perasaan kedua temannya sama-sama suka terhadap satu wanita dan orang tersebut adalah dirinya sendiri. Setelah beberapa hari yang lalu mencari dari Google, Raflesia baru menyadari bahwa ia memiliki rasa insecure. Bukan hanya itu saja, ia juga merasakan kesepian kemudian menangis. Setiap kali ketika berada di posisi saat ini. Dirinya menguatkan diri sendiri, menyakini bahwa bukan hanya dirinya saja yang merasakan insecure. Bila orang lain bisa melewati ini semua. kenapa dirinya tidak?

karena Raflesia sama sekali tidak menunjukan batang hidungnya. Membuat dua manusia bertanya-tanya. Zakra dan Gery tanpa sengaja berpas-pasan di depan kampus. Awalnya Zakra ingin menjemput gadis itu setelah tiga minggu lamanya tidak bertemu namun bukannya bertemu Raflesia melainkan temannya. ‘’jadi Raflesia nggak masuk?’’ penjelasan Gery membuat Zakra semakin khawatir. Sebenarnya ada apa dengan Raflesia? 

Lihat selengkapnya