Menyapa Kala

mimanuflores
Chapter #1

Satu

Mama mengetuk pintu kamar ketiga anaknya dan mengatakan bahwa papa mereka ingin bicara.

Keluar pertama adalah Regan, putera kedua keluarga Djojohadikusumo. Regan adalah seorang aktor yang belum terlalu terkenal, namun sudah membintangi beberapa FTV, film maupun sinetron, walaupun kesemuanya bukan menjadi pemeran utama.

Muncul dengan menguap, karena sedang berleha-leha di kamarnya sembari bermain games, Mario Djojohadikusumo, putera mahkota ketiga. Iyo, panggilan kecil Mario adalah seorang chef yang baru berpengalaman sekitar dua tahun. Namun, ia juga punya hobi bermain games, olahraga, dan travelling, maka dari itu, kalau memang tidak keluar kota atau negeri, Mario lah yang tergolong paling introvert karena hanya memanfaatkan fasilitas di rumah yang cukup mewah ini, antara lain kolam renang dan tempat gym.

Terakhir, anak pertama sekaligus kebanggaan kedua orangtuanya, Aero Djojohadikusumo. Keluarga Djojohadikusumo bukanlah keluarga yang dapat dipandang sebelah mata karena bisnis mereka yang dimana-mana, namun yang mau meneruskan bisnis tersebut hanyalah Aero, si anak sulung.

Mereka bertiga, papa dan mama duduk di sofa ruang keluarga, persis sebelah meja makan dan berhadapan dengan hometheater menakjubkan. Aero langsung memasang posisi tegak, sebuah sikap menghormati yang selalu menjadi pujian untuk dirinya, sedangkan Regan dan Mario sikap duduknya sangat lebih santai.

“Maaf mengganggu waktu kalian dengan mengumpulkan di hari Minggu malam begini… Seperti yang kalian tahu, sahabat terbaik papa, Oom Ias dan istrinya meninggal dalam kecelakaan pesawat di Singapore, dan bukan hanya seluruh kolega dan teman dekat yang merasa kehilangan, tetapi terlebih lagi puteri semata wayang mereka…,” papa membuka percakapan dengan santai nan halus.

Mario malah mengambil permen, membuka, kemudian memakannya cuek dan hanya dilirik sekilas oleh mama. Dalam kondisi ngobrol yang serius ini, sebetulnya papa malas sekali jika tidak ada yang menghormatinya, kecuali… Mario. Papa dan mama sampai sudah bosan memperingati putera bungsu yang tergolong bebal tersebut.

Lihat selengkapnya