122 tahun sesudah kejadian.
Di sebuah kamar sederhana, sinar matahari pagi menembus tirai tipis dan menyinari wajah seorang anak laki-laki yang sedang terbaring di atas kasur. Namanya Ans Oreda. Matanya terbuka lebar, menatap lembar demi lembar sebuah buku catatan tua yang baru saja ditemukannya di reruntuhan bangunan tua tak jauh dari rumah. Tangan kecilnya dengan hati-hati membalik halaman kuno itu, seolah takut akan merusaknya. Setiap baris tulisan di buku itu seakan membawa Ans lebih dalam ke dunia yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Suara langkah kaki mendekat, pelan namun pasti. Mr. Oreda, ayah Ans, berdiri di ambang pintu kamar, menatap heran putranya yang tampak begitu tenggelam dalam buku yang tak dikenalnya. Wajah pria itu sedikit mengernyit, bingung. "Ans," suaranya tenang namun tegas. "Kenapa kamu masih di sini? Sudah waktunya berangkat sekolah."
Ans tak menoleh. Ia hanya menggumamkan sesuatu yang hampir tak terdengar, matanya masih terpaku pada buku catatan kuno itu.
Mr. Oreda melangkah lebih dekat, duduk di tepi kasur, memperhatikan putranya. "Kenapa kamu membaca buku itu dan tidak pergi ke sekolah?"
Ans akhirnya menoleh, tatapannya serius dan penuh teka-teki. "Ayah, buku ini ... Aku merasa ada sesuatu yang penting di dalamnya. Sesuatu yang sangat menarik."
Mr. Oreda menatap buku catatan itu dengan alis berkerut. Di hadapannya, buku tua itu dipenuhi coretan-coretan yang hampir tak terbaca. Sebagian besar tulisan berbahasa latin, membuatnya semakin sulit dipahami. Mr. Oreda, yang tidak pernah tertarik pada hal-hal semacam ini, merasa kebingungan.
“Ini hanya coretan tak jelas,” gumamnya, jari-jarinya menyusuri halaman kasar yang mulai menguning dimakan waktu. “Kenapa kamu bisa begitu tertarik dengan buku ini, Ans?”
Ans menatap ayahnya dengan mata berbinar, penuh semangat yang sulit dijelaskan. “Aku nggak tahu, Ayah. Tapi ... Rasanya seperti buku ini berbicara padaku. Ada sesuatu di sini, lebih dari sekadar tulisan. Mungkin ini bukan Cuma catatan biasa, mungkin ini adalah petunjuk untuk sesuatu yang lebih besar.”