.................................................................Catatan:
MAMA adalah perwujudan dari sosok ibu yang dipuja sebagai Dewi oleh para pengikutnya. Ia dianggap sebagai simbol cinta dan kasih yang tak terbatas, seorang figur yang menciptakan dan membesarkan anak-anaknya dengan penuh perhatian dalam kehidupan ini.
Menurut kepercayaan yang dianut oleh pengikutnya, MAMA dipuja sebagai “Ibu Segala Ibu”—sebuah dewi yang diyakini selalu siap mendengarkan keluh kesah dan masalah dari anak-anaknya. Bagi mereka, MAMA adalah tempat berlindung, pelipur lara, dan sosok yang mengerti dan merangkul semua penderitaan mereka. Para pengikut memercayai bahwa dengan berserah kepada MAMA, mereka akan mendapatkan kedamaian batin serta bantuan dalam menghadapi tantangan hidup.
Kepercayaan ini telah berkembang dan bertahan lama di kalangan komunitas pengikut, di mana sosok MAMA dipandang sebagai penjaga dan pelindung yang membawa harapan dan ketenangan.
.................................................................
Universitas Sonut
Pukul 15.00
Kota Sonut
Universitas Sonut, atau biasa dikenal dengan U.S, adalah institusi pendidikan tertinggi dan paling ternama di kota Sonut. Gedungnya yang megah dan kokoh berdiri di tengah kota, menjadi simbol kemajuan pendidikan di wilayah tersebut. Meski tak banyak yang tahu secara pasti kapan universitas ini didirikan, banyak arsitek dan warga sekitar memperkirakan bahwa Universitas Sonut telah berdiri sejak tahun 1968.
Dalam sejarahnya, U.S telah melahirkan banyak tokoh penting dan cendekiawan yang berpengaruh, menjadikannya tempat yang dihormati dan diakui. Dengan reputasi akademik yang tinggi, universitas ini terus menarik mahasiswa berbakat dari berbagai penjuru, menawarkan program pendidikan yang berkualitas dan beragam. Gedung-gedung klasik dengan arsitektur yang memadukan gaya lama dan modern menambah nuansa historis yang kuat, mencerminkan perjalanan panjang Universitas Sonut dalam dunia pendidikan.
Universitas bergengsi ini dikenal dengan fasilitas mewah yang mendukung proses belajar-mengajar. Kampusnya sering kali dilengkapi dengan arsitektur modern, laboratorium canggih, pusat riset berteknologi tinggi, perpustakaan yang luas dengan koleksi literatur global, serta fasilitas olahraga dan seni yang setara dengan standar internasional. Mahasiswa dapat menikmati ruang kelas berteknologi mutakhir, akomodasi mewah, serta akses ke jaringan internet cepat dan sumber daya digital yang mendukung penelitian.
Selain itu, banyak universitas top juga menyediakan ruang kolaborasi dan inovasi, seperti inkubator bisnis dan startup, di mana mahasiswa dapat mengembangkan ide-ide mereka dengan dukungan mentor profesional dari berbagai industri. Kampus-kampus ini juga sering kali memiliki koneksi kuat dengan perusahaan besar, yang memudahkan lulusan untuk mendapatkan pekerjaan atau magang di perusahaan ternama.
Namun, tantangan terbesar untuk masuk ke universitas ini adalah biayanya yang sangat tinggi. Selain biaya kuliah yang mencapai puluhan hingga ratusan ribu dolar, mahasiswa juga harus membayar biaya hidup, akomodasi, dan berbagai kebutuhan akademis lainnya. Beberapa calon mahasiswa bahkan harus merogoh kocek dalam-dalam hanya untuk mengikuti ujian seleksi, tes masuk, atau membayar biaya administrasi pendaftaran.
Tak jarang, untuk meningkatkan peluang diterima, para calon mahasiswa berusaha mengikuti kursus persiapan ujian khusus, mendapatkan bimbingan dari konsultan pendidikan, dan menyiapkan portofolio akademis atau karya yang impresif. Ini semua tentu membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Meskipun ada beasiswa, persaingan untuk mendapatkannya sangat ketat, dan tidak semua pelamar dapat memanfaatkan peluang ini.
Kedatangan seorang pria tampan yang juga merupakan pengusaha muda mengubah suasana kampus dengan drastis. Kehadirannya menarik perhatian, baik dari mahasiswa maupun para dosen. Dia dengan cepat menjadi sosok yang dikagumi banyak orang, terutama karena karisma dan kekayaannya. Namun, di balik daya tariknya, kehadirannya membawa perubahan yang tak terduga.
Aturan-aturan ketat yang selama ini harus dipatuhi oleh para mahasiswa seolah-olah hilang tanpa bekas. Orang-orang yang dulunya tertib dan menghargai aturan mulai berani melanggarnya, seakan pengaruh pria tersebut telah memberikan mereka rasa kebebasan yang tak terkontrol. Kampus yang dulunya tenang dan damai, kini dipenuhi oleh masalah-masalah baru.
Pembullyan semakin sering terjadi. Kelompok-kelompok mahasiswa mulai membentuk geng baru yang saling bersaing satu sama lain, dan perkelahian mulai menjadi pemandangan yang biasa di sekitar kampus. Bahkan dosen, yang seharusnya menjadi panutan, terlibat dalam konflik dengan para mahasiswi, memperparah situasi.
Suasana kampus yang sebelumnya menjadi tempat belajar yang aman, berubah menjadi tempat penuh ketegangan. Banyak mahasiswa yang merasa tidak nyaman dengan perubahan ini, tetapi mereka juga merasa tak berdaya untuk melawan arus yang semakin kacau. Pengaruh pria tersebut begitu kuat, hingga tak seorang pun yang berani angkat suara.
Di balik kekacauan ini, beberapa mahasiswa mulai bertanya-tanya, apa sebenarnya tujuan kedatangan pengusaha muda tersebut? Apakah dia hanya sekedar membawa perubahan, atau ada sesuatu yang lebih besar yang sedang direncanakan?
Kampus yang dulunya dipandang sebagai tempat bergengsi, kini menghadapi krisis moral dan sosial yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dan, tampaknya, ini baru permulaan dari kekacauan yang lebih besar.
Seorang pria tampan yang mengenakan kaos putih dengan kemeja kotak-kotak cokelat berjalan masuk menuju lobi. Tas selempang hitam yang ia kaitkan di punggungnya adalah pemberian khusus dari kekasihnya.
Yuta Reemar adalah mahasiswa tampan dan paling berpengaruh di Universitas Sonut. Dengan latar belakang yang sangat mengesankan, ayahnya adalah seorang Anggota Dewan, sementara ibunya merupakan mantan desainer terkenal, keberadaan Yuta selalu menarik perhatian. Sosoknya yang dewasa, pekerja keras, dan percaya diri menjadikannya idola banyak orang, baik di kalangan mahasiswa maupun dosen.
Dengan gaya rambut Fringe Cool Black yang stylish dan mata sipitnya yang tajam, Yuta memiliki pesona yang sulit untuk ditolak. Tingginya yang mencapai 1,80 kaki membuatnya selalu terlihat menonjol di antara teman-temannya. Ia juga mengenakan satu anting emas di telinga kiri, memberikan sentuhan unik pada penampilannya yang semakin menambah daya tariknya. Tak heran jika banyak wanita, termasuk beberapa dosen di kampus, terpesona oleh pesonanya.
Namun, di balik popularitas dan kekaguman yang dia terima, Yuta juga merasakan tekanan yang besar. Semua mata selalu tertuju padanya, dan ekspektasi dari keluarga serta teman-temannya terkadang menjadi beban yang sulit untuk dihadapi. Meskipun ia selalu tampil percaya diri, ada saat-saat ketika ia merasa kesepian, terjebak dalam dunia glamor yang diciptakan sekitarnya.
“Te-terimalah, Yuta...” ucap seorang gadis berkaca mata bulat dengan dua kuncir rambut curly, gugup saat ia memberikan sepucuk surat kepada Yuta. Wajahnya memerah, dan matanya berbinar penuh harapan.