Pukul 22.30
Gedung U.S
Gelap, sunyi dan sepi suasana hiruk pikuk terus membayang-bayangi seisi bangunan Universitas Sonut (U.S). Suara canda gurau dan banyaknya langkah kaki di pagi dan sore hari, kini mulai tak terdengar kembali setelah munculnya awan gelap yang menandakan jika hari sudah malam.
Hembusan angin yang berkeliaran kesana-kemari sesekali mengikuti pergerakan pemuda berhoodie hitam yang terus berjalan lurus menuju lantai atas. Tak ada seorangpun yang bisa mencegah tekad bulatnya, bahkan bayangan hitam yang terus mengikutinya berusaha keras mencegah perbuatan gilanya. Sayangnya itu seperti mustahil.
Lalu, sekerumunan hewan nokturnal seperti terkejut setelah kemunculan anak manusia berkeliaran kesana-kemari dengan memberikan ekspresi kemurungan.
'Apa yang dia lakukan di malam segelap ini?' mungkin seperti itulah pertanyaan yang barusan dikatakan oleh sang kelelawar.
'Kau ingin Anya pergi darimu bukan?!'
'Maka matilah dengan tenang!'
'Itu cara satu-satunya untuk seorang pria yang sangat menghargai perasaan orang lain, namun tak memperdulikan nasibnya sendiri.'
'Aku Lusi Rani, berjanji! akan membalaskan semua perbuatan kejamnya dan akan menghukum Anya dengan berbagai macam penderitaan (rasa malu, dikhianati, dan kesakitan yang luar biasa)'
'Kak Jimmi pulanglah! Dunia ini sudah tak pantas untuk kau arungi, temui MAMA dan keluhkan semua masalahmu disana. '
'Aku yakin MAMA akan mengerti dan memaafkan perbuatanmu.'
Dalam lamunannya Jimmi semakin meneteskan air mata sembari menggigit bibir bawahnya dengan cukup kuat.
"Benar Lusi! Aku memang pria tak berguna."
"Kenapa aku ini?"