Sebelumnya :
Remaja bertubuh kurus dengan kulit pucat berjalan masuk menuju ruangan kosong tak berpenghuni, dengan perasaan murung dan cemas Ghali terus menatap lurus kearah bingkai foto yang tertata rapi diatas meja.
Dengan ukuran 12,7 X 17,8 cm atau setara dengan 5,7 inchi. Hasil jepretan foto keluarga lima tahun yang lalu telah mengingatkan dirinya tentang sesosok wanita yang selalu menyayanginya.
"Ibu! "ucapnya.
Ghali Reemar terus saja mendekap bingkai foto itu dengan berlinang air mata. Wajahnya yang memucat serta kelopak mata yang sembab telah memperlihatkan betapa depresinya ketika ia kehilangan sosok sang ibu.
...................................................................
Di tahun 1995.
Seorang desainer ternama Tara Reemar di kabarkan tewas gantung diri diruang pribadinya.
Menurut informasi yang beredar Ny. Tara sempat mengalami gangguan mental setelah perselingkuhan yang dilakukan oleh suaminya.
Dan dari hasil penyelidikan, jika korban meninggal akibat kehabisan oksigen setelah lilitan kain putih yang terikat mengenai lehernya.
Terdapat juga beberapa obat-obatan terlarang yang terindikasi dari dalam tubuh korban.
...................................................................
Ghali tersenyum memandangi wajah ibunya, bahkan dalam hati kecilnya ia terus berkata. "Ibu, sebentar lagi aku akan menyusulmu!"
Kedua tangannya mulai gemetaran bahkan ia tak bisa lagi menopang tubuh kurusnya. Telapak tangan yang seharusnya ia gunakan untuk menggenggam kuat-kuat figur foto, seketika terlepas dan terlempar jatuh hingga serpihan kaca yang cukup tajam sempat melukai telapak kakinya.
"Aaakkkh... " Teriaknya dengan keras.
Ghali memperhatikan sekilas luka di kakinya yang mengeluarkan banyak darah, kemudian ia tertawa sambil menikmati rasa sakit yang semakin menikam tubuhnya.
Terlihat Ghali Reemar mengambil satu pecahan kaca dan menggores-goreskannya tepat mengenai pergelangan tangan kirinya.
"Ahahaha..."
Ghali terus saja merenungi nasibnya yang begitu buruk ini. Dan tanpa ia sadari Ghali berjalan keluar menuju kolam yang tak begitu jauh dari ruang kerja ibunya.
Sebuah kolam renang minimalis dengan kedalaman kolam 1,7 m yang dipenuhi banyak debit air membuat siapapun akan terpikat dengan kemurnian dan kesegaran dari air kolam.
Sfx : byurr....
Ghali menjatuhkan tubuhnya hingga menyentuh dasar kolam. Perasaan legan terus tebayang-bayang didalam benaknya, bahkan ia seakan tak memperdulikan nasib kakak dan ayahnya jika kehilangan dirinya.
Ghali terlihat tersenyum damai saat ingin menutup mata. 'Ibu, tunggulah sebentar lagi!'
"Aku akan menemuimu!"
***
Merasa khawatir dengan kondisi remaja yang tak kunjung keluar dari permukaan air. Arien yang cemas segera berlari dan berusaha menyelamatkan Ghali.
Dengan sangat kencang ia tak gentar untuk melompat dan menceburkan dirinya ke dalam kolam demi mencari keberadaan pria malang itu.
Kepiawaiannya dalam berenang membuat ia dengan cukup mudah menemukan keberadaan tubuh Ghali yang hampir terjatuh ke dasar kolam.
'Apa yang dia lakukan?' pikir Arien saat melihat Ghali terus meringkuk.