Blurb
Sumirah yang mebuat aku jadi berbeda. Sejak bertemu perempuan itu hidupku berubah seratus delapan puluh derajat. Jiwaku terbakar, aku berkobar-kobar. Wajah enam puluh dua tahun Sumirah mulai keriput dan jalannya pun mulai membungkuk. Bibir rentanya lamat-lamat alirkan pilu. Tak seorangpun mampu menghapus pedihnya. Di suatu masa, Sumirah - yang biasa kusapa mak Sum dihadapkan pada dunia yang tak pernah ia bayangkan. Dunia dimana para durjana merajalela.
Tanganku bergetar ketika membuka halaman petama lembar-lembar makalah itu. Rasanya seperti menyatukan kembali kepingan-kepingan yang terserak dimakan jaman. Kalimat-kalimat panjang, kisah-kisah pilu berputar-putar di sekelilingku. Foto Mak sum menghadirkan kembali rasa nyeri yang tak asing lagi. Makin lama ruangan ini makin terasa sesak dipenuhi kenangan.
Bukannya aku tak bahagia Ariana telah menentukan pilihannya. Anak perempuanku satu-satunya telah mengijinkan seorang lelaki masuk dalam kehidupannya. Mereka berniat membina mahligai rumah tangga. Ako, lelaki pilihannya adalah seorang yang tampan. Eksekutif muda dengan tutur kata sopan dan tertata. Kubayangkan bahagianya kelak memiliki anak lelaki yang tak pernah kumiliki selama ini.Namun aku tak bisa membohongi perasaanku. Darah dan keturunan Ako mengaburkan rasa bahagia pada calon menantuku ini. Kalau saja jauh-jauh hari aku mengetahuinya, tentu sudah kularang Ariana dekat-dekat dengannya.