“Tak ada kuasamu mencabut keyakinan-keyakinan mereka meski dengan seratus ribu peluh.”
(Maulana Jalaluddin Rumi)
Iman berarti percaya dan yakin dengan penuh tanggung jawab. Dari asal kata ini, lahir aman ‘damai’ atau amanah ‘bertanggung jawab’. Kata lain dari iman adalah akidah atau ‘keyakinan yang mengikat’. Orang yang beriman adalah orang yang terikat oleh keputusan Tuhan. Keimanan adalah basis, fondasi, dan inti agama. Ia adalah keyakinan dan kepercayaan kepada Tuhan, kepada kitab-kitab yang diturunkan-Nya, kepada utusan-utusan-Nya, serta kepada para malaikat dan hari akhirat.
Kepercayaan kepada Tuhan merupakan masalah individu. Ia ada dalam hati sanubari setiap orang. Kepercayaan adalah sesuatu yang misterius. Tak seorang pun mengetahui dan tak seorang pun bisa mengintervensi. Dengan akal yang diberikan Tuhan, orang diberikan kebebasan untuk menentukan sendiri keyakinan dan kepercayaannya. Maka, siapa pun tidak bisa memaksakan keyakinannya kepada orang lain.
Mengenai hal di atas, QS Al-Baqarah (2): 256 menyatakan La ikraha fi al din, qad tabayyana al rusyd min al ghay, ‘tidak ada paksaan dalam hal keyakinan/agama sebab sesungguhnya yang benar dan yang menyimpang telah benar-benar jelas.’