Meraga

Takiyara Tayee
Chapter #5

BAB 4 - KOMA

Udara dingin di malam itu seakan tidak ada apa-apanya dengan pikiran beku Natya. Yang ada di kepalanya hanya sang adik. Ketika kedatangannya telah tiba, Natya menemukan beberapa orang dengan raut wajah tegang. Bahkan ibunya dan seorang wanita lain berperawakan paruh baya itu turut menangis.

"Gama... Gama ya Allah nak," ungkap ibu-ibu paruh baya itu memanggil nama anaknya.

Natya memeluk ibunya, lalu orang di sebelahnya yang terus meneriakkan nama Gama. "Bu, ibu yang tabah ya. Kita doakan bersama-sama supaya Gama dan Theo segera sadar," ujar Natya sok tegar. Padahal hatinya juga sama rapuhnya seperti ibu Gama itu. Ibu Gama hanya mengangguk dan melanjutkan kesedihannya dalam isak tangis yang agak lirih.

"Ibu, bagaimana kronologinya?" Natya menatap lurus-lurus sang ibu yang tertunduk lesu. Tangisannya lirih, namun air matanya mengalir deras tak bisa dibohongi.

"Mereka ditabrak," jawab ibunya. Natya mendadak syok, dan ketika pandangannya menatap ke arah lain. Ia baru menyadari ada sosok-sosok lain di sekitar situ yang menjadi pelakunya.

"Siapa yang nabrak? Siapa pelakunya, Bu? Di mana orangnya sekarang?"

"Di sana," ibu Natya mengangkat setengah jarinya ke arah lorong sebelah.

Natya langsung tahu jika adiknya ditabrak oleh Raga. Ternyata, tetangga depan rumah mereka sendiri yang membuat Theo dan sekaligus temannya Gama celaka.

Seorang remaja yang biasanya dandan klimis dan rapi mendadak memperlihatkan sisi lainnya. Sisi rasa bersalah karena telah membuat dua bocah kecil celaka akibat ulahnya.

Dalam tertunduk, Raga ditemani oleh kakak dan ibunya. Ketika Natya menyadari kehadiran mereka baru sang ibu Raga maju dan mencoba menyampaikan permintaan maaf.

"Natya, Tante minta maaf atas kesalahan Raga. Ini murni karena kesalahan kami sebagai orangtua, sudah teledor membiarkan Raga membawa kendaraan yang sebenarnya belum boleh dia kendarai. Tante sebagai orangtua akan bertanggung jawab atas perbuatan Raga," ucap Bu Hendra, ibu dari Raga pemilik rambut lurus itu kepada Natya.

Tanpa ada jeda sedikitpun, Natya masih tidak bisa mendengarkan percakapan Bu Hendra secara jernih. Isi kepalanya masih berputar-putar mencerna apa yang dimaksud dari semua ini.

"Sebentar Tante. Saya belum tahu jelas kronologi kecelakaan yang menimpa adik saya. Apa maksud Tante untuk bertanggung jawab atas semua kesalahan anak Tante?"

"Mobil yang dibawa Raga tidak sengaja menabrak Theo dan Gama," jelas Reisya sang kakak dari Raga yang membantu menjelaskan kejadian yang terjadi itu.

Lihat selengkapnya