Merah Putih

Kenny Marpow
Chapter #19

Rakyat

“Jan de la Court?” tanya Nara sambil menatap Archie dengan satu alis terangkat.

“Sebuah organisasi rahasia baru saja memperkenalkan diri ke kita, dan itu pertanyaan pertamamu?” tanya Archie kembali dengan mata yang terheran.

Nara mengangkat kedua bahunya, “Mereka bukan organisasi rahasia pertama di dunia.”

“Kami berbeda dengan Garuda Nirmala,” kata Dirman. “Pertama, kami sama sekali tidak benci dengan orang asing. Kedua, kami tidak pernah mengumumkan keberadaan kami kepada dunia.”

“Lalu ada perlu apa kalian dengan kami? Tidak mungkin hanya kebetulan lewat saja kan?” Nara merasa tersindir oleh pertanyaan Archie yang mengungkit kebohongan yang ia ceritakan kepada Lulu.

“Kami sudah lama mengamati kalian berdua. Mengamati kemampuan kalian dan hati kalian.”

“Hati? Orang ini memperdagangkan manusia.” Nara menunjuk teman barunya yang hanya bisa mengangkat bahu saat mendengar pernyataan itu.

“Iya, namun selama tiga minggu ini, ia terus membantu para korban melarikan diri.”

“Kecuali malam ini,” kata Nara dalam pikirannya yang tidak ia keluarkan.

“Sebelumnya akan aku jelaskan terlebih dahulu, siapa kami sebenarnya.”

PETA atau Pembela Tanah Air secara resmi dibubarkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh Presiden Soekarno, satu hari setelah Kemerdekaan Indonesia. PETA dibubarkan karena tentara sekutu yang merupakan musuh Jepang menuduh Indonesia sebagai kolaborator Kekaisaran Jepang pada saat itu bila PETA yang dibentuk oleh Jepang dipertahankan. 

Walaupun dibubarkan, Presiden Soekarno secara rahasia membentuk sebuah organisasi baru yang terdiri dari anggota-anggota PETA. Organisasi baru ini dibentuk dengan tujuan untuk tetap bekerja dari dalam bayangan mempertahankan kemerdekaan serta keamanan rakyat Indonesia. Organisasi ini diberi nama Rakyat.

Setiap anggota Rakyat merupakan individu dengan kemampuan yang luar biasa. Mereka direkrut dan dilatih dengan program pelatihan gabungan antara Indonesia, Belanda, dan Jepang. Orang Belanda dan Jepang yang ikut melatih Rakyat adalah mereka yang simpati terhadap perjuangan Bangsa Indonesia. Sejak generasi pertama Rakyat terbentuk, Belanda dan Jepang tidak lagi ikut campur tangan, dan semua ilmunya diajarkan dari satu generasi ke generasi.

Keberadaan Rakyat pun dirahasiakan oleh semua orang yang bersangkutan. Hanya beberapa orang yang mengetahuinya. Di dalam Istana Negara sendiri, hanya Presiden dan Wakil Presiden yang mengetahui rahasia ini. Rakyat melapor langsung kepada Presiden tanpa ada perantara. Rakyat adalah tombak pertama dan perisai terakhir Indonesia.

Rakyat memiliki agen di seluruh penjuru Indonesia yang menyamar sebagai warga biasa. Tugasnya bermacam-macam mulai dari mencari informasi, pencurian aset berharga, sampai kontrak pembunuhan. Meskipun demikian, agen Rakyat diberikan kebebasan untuk mencari solusi terbaik dalam memecahkan sebuah masalah.

“Jadi bagaimana? Mau mengisi formulir sendiri atau aku yang tuliskan?” tanya Dirman.

“Tunggu dulu,” kata Archie. “Ada beberapa hal yang ingin aku tanyakan.”

Dirman menjawab, “Oh, sepertinya akan lama. Ayo kita bicarakan secara pribadi.” Dirman berjalan ke arah sebuah ruangan di belakang. Nara dan Archie mengikuti Dirman sambil ditemani oleh kedua orang yang salah satunya bernama Anna.

“Sejak kapan kau bergabung?” tanya Archie kepada wanita itu.

“Sejak sebelum aku bekerja untuk keluarga Jayadika. Rakyat menempatkanku sebagai mata-mata di keluargamu. Aku pun ditugaskan sebagai pelayanmu.”

“Ada berapa banyak lagi mata-mata di dalam keluargaku?”

“Tidak ada. Keluarga Master Arch…”

“Tidak perlu panggil aku dengan sebutan itu,” kata-kata Archie membawa senyuman ke mulut Anna.

“Tidak ada. Keluarga Archie sangat ketat dalam memilih pelayan. Hanya aku yang lolos seleksi,” kata Anna dengan nada sedikit bangga.

“Hey, Master,” panggil Nara kepada Archie. “Jadi namamu sebenarnya siapa?”

“Jan de la Court adalah nama asli keluargaku. Keluarga kami keturunan Belanda yang tinggal di Indonesia sejak lama. Ketika ayahku bangkrut, ia mencari bantuan dari saudara dan kerabat, namun tidak ada satupun yang membantu. Kemudian aku mengalami kecelakaan…”

“Serangan beruang di hutan,” sambung Nara

“Ya,” jawab Archie. “Ketika kondisiku sudah kritis, saudara dan kerabat ayahku masih tidak sudi memberikan bantuan. Sejak saat itu, ayahku telah membuang nama keluarganya.” mata Archie tampak sedang mengenang sesuatu.

Lihat selengkapnya