.
“Kurang kerjaan itu urusan lo, tapi kok malah nyari masalahnya sama gue?”
.
Meski tidak dikejar, Ferra tetap tak berhenti membawa koper besarnya itu. Setidaknya untuk meredakan amarahnya itu, dia berlari tanpa memedulikan rasa sakit yang ia rasakan.H
uh, hah, huh, hah…
Nafas tak beraturan itu terdengar di sepanjang larian hingga akhirnya dia terhenti ditengah. Memang sulit rasanya buat melepaskan diri dari manusia-manusia yang kepo nya berada di level maksimal.
Emang Ferra salah apa? Aneh ya kalau tidur di tempat umum?
Ngapain juga mereka semua pada mengelilinginya dan menatap nya dengan ekspresi yang tak ia sukai? Yang lebih parahnya lagi, ketika Ferra berusaha keluar dari sana. Rasanya ada aja yang menghalang aja. Pokoknya susah deh.
Kedua telapak kaki yang sudah terluka akibat tak beralas apapun itu akhirnya terhenti juga, tetapi rasa sakit saat berlari ternyata tidak bisa membandingi rasa sakitnya saat terhenti.
Tapi satu hal yang harus kalian ketahui juga, yaitu rasa sakit dihatinya.
Harusnya kalian tau, betapa menyayat hati ketika Ferra disakiti hanya dengan beberapa omongan pria brengsek itu.
Sudah, sudah, kenapa lagi=lagi membicarakan pria yang tak penting itu? Mari kita fokus pada hal utama!
Hal... yang membuat gadis itu berhenti seketika.
Berlarian seperti tadi memang melelahkan plus menyakitkan, tapi rasanya seketika bebas untuk sementara.
Meski sembari Ferra menahan luka dikakinya, Tapi berlari seperti tadi ternyata bisa membuat gadis itu terbebas dari masalah hidupnya.
Meski hanya sementara.
Jika bisa, sebenarnya Ferra pengen banget terus berlari dan tak pernah berhenti seperti apa yang “Laskar Pelangi” nyanyikan.
Menari-lah dan terus tertawa...
Walau dunia tak seindah surga...
Tapi apa yang bisa dia lakukan selain berhenti, soalnya sekarang dia lagi berhadapan dengan 2 gadis cantik.
Dua gadis yang... tampak sedang ingin mencari masalah?
****
Awalnya reaksi Ferra biasa aja. Dia pikir, mungkin dia hanya tanpa sengaja bertemu dengan mereka.
Orang yang mereka cari harusnya bukan dia kan? Tapi...
Hmm, harusnya mereka bukan nyari gue kan...? Batin Ferra ragu
Gue kan cuman jalan aja, gue ga ganggu mereka kok.
Asal... gue terlihat takut dan ga terlihat sombong, harusnya mereka gabakal cari masalah sama gue kan?
Yah, Ferra bertanya pada lubuk hatinya terdalam untuk membuat keputusan yang dapat membuatnya terhindari masalah
Jika itu dulu, tanpa berpikir panjang Ferra akan dengan langsung melewatinya. Buat apa menghiraukan sekelompok orang yang bakal dengan mudah ia kalahkan. Membuang waktunya.
Sebenarnya jika sekarang Ferra disuruh untuk berhadapan dengan mereka, itu juga bakal dengan mudah ia kalahkan. Tapi, balik lagi ke masalah seorang gadis yang isi perutnya masih kosong sejak semalam.