Merajut Kasih ; Ratih

Rizmitha K
Chapter #3

Jalur Setapak Sularsih

..................

"HEI SULARSIHH!!! TUNGGU KOE. KOE BAKAL TAU AKIBATE!"

Teriak Karto, masih belum menyerah.

Sularsih tidak memperdulikan ucapan Karto. Dia tidak pernah menganggap ucapan itu serius. Baru saja Sularsih hendak masuk rumah, sebuah dokar baru saja sampai di depan rumah Sularsih. Itu milik Dirck.

Dia segera masuk kedalam rumah memberitahu orangtuanya.

"Pak, itu ada Tuan Dirck datang" ucap Sularsih pada ayahnya yang baru saja membereskan gerabah buatannya.

"Tuan Dirck, sudah lama tidak kemari" ucap Goen.

Dirck mengambil sekantung gulden yang ada di saku bajunya. Goendarto menerima kantung itu. Lalu mempersilahkan Dirck untuk masuk. Ternyata hal itu membuat Karto yanhG sejak tadi mengikuti Sualrsih melihat mereka dengan curiga. Dia langsung naik pitam tanpa berfikir dua kali.

Karto pergi ke rumahnya dengan keadaan marah. Dia masih belum terima lamarannya tempo hari ditolak keluarga Sularsih.

"Sontoloyo! Kurang ajar Londo itu. Gara-gara dia Sularsih nggak mau jadi istriku" ucap Karto kesal.

"Awas saja, aku akan membuat keluarga Sularsih menerima akibatnya"

........

Malam itu Sularsih sudah ada di dalam kamarnya. Bapak dan ibunya masih di luar rumah. Mereka sedang ada di Langgar4 tak jauh dari rumah mereka.

Baru saja Sularsih selesai menyiapkan makan malam untuk keluarganya, tiba-tiba ada seseorang dengan buru-buru masuk kedalam rumah

"Mbaaa... Mbaaa!" Teriak seorang anak laki-laki sambil terengah-engah.

"Ada apa to le, kok kamu lari-lari begini" ucap Sularsih pada anak itu.

"Mbaaa Bapak sama Mbok di tangkap sama orang-orang di langgar! Mereka bilang kalau keluarga kita mata-mata Belanda! Penghianat!" Ucap anak itu dengan suara yang bergetar.

"Lohh kok bisa to le" tanya Sularsih bingung. 

"Mba pokonya kita harus pergi dari sini. Bapak bilang kita harus pergi sejauh mungkin sekarang juga"

Tiba-tiba suara teriakan orang-orang sudah mulai mendekati rumah Sularsih. Mereka meneriaki Sularsih sebagai seorang penghianat.

Sularsih melihat dari balik jendela. Betul saja, orang-orang itu datang kesana. Dan mereka membawa Goendarto dan Istrinya.

Hati Sularsih serasa diiris. Rasanya ingin dia lari menyelamatkan keluarganya. Tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa.

"Le cepet ambil bajumu seadanya, kita harus pergi sekarang" ucap Sularsih sambil membungkus bajunya di dalam sebuah kain.

Suara orang-orang makin mendekat. Ingin rasanya Sularsih mati saja saat itu, tapi bagaimanapun juga dia harus menyelamatkan adiknya.

Sularsih memberi tanda agar berjalan perlahan. Mereka keluar dari pintu belakang rumah. Dan berjalan perlahan kebalik pepohonan yang ada di belakang rumahnya.

Lihat selengkapnya