Meraki, Sebuah Catatan Kehidupan

Dian Y.
Chapter #32

Epilog

Lima tahun setelah kepergiannya aku baru dapat menuntaskan membaca catatan ini. Bukan sesuatu hal yang mudah. Banyak bagian yang membuatku perlu berhenti, menarik napas, memikirkan ulang yang telah lalu-lalu dan menyetel ulang keberanianku. 

Banyak hal yang terjadi setelah peristiwa itu dan banyak hal yang berubah, tapi kerinduanku padanya tidaklah berubah apalagi berkurang, sedikitpun. Rasa rindu yang sama seperti yang pernah ditulisnya sewaktu kami terpisah selama sekian tahun itu.

Pagi itu menurut cerita yang dituturkan Mas Mario kepadaku. Mereka keluar rumah saat mentari baru terbit dan bukan hanya mereka saja yang melakukannya, memang setelah masa pandemi orang-orang jadi lebih sadar akan pentingnya kesehatan dan pentingnya menghirup udara segar, selain mereka berdua ada beberapa orang juga yang pergi lari pagi. Pembicaraan terakhir mereka menurutnya adalah mengenai musik yang sedang didengarkan oleh Marni melalui iPod yang diberikan oleh Ibu mereka dulu. Mas Mario mengatakan bahwa hari-hari itu Marni sedang senang mendengarkan Chopin karena selalu membuat ia merasa dekat dengan mendiang Ibu mereka. 

Jalanan belum begitu ramai meski memang sudah ada satu dua kendaraan yang berlalu lalang. Marni tampak sedikit berbeda pagi itu namun Mas Mario tidak yakin dengan penilaiannya tapi ia sangat yakin Marni tampak lebih segar dan bersemangat. 

Marni sudah sembuh dan hidup dengan selayaknya dengan pikiran yang lebih jernih sejak ia terjatuh ke dalam jurang keterputusasaannya beberapa tahun silam, aku sendiri berani bersaksi dan yakin benar akan hal itu. Aku tahu ia memiliki impian dan masa depan yang ingin mulai dijahitnya kembali dan aku yakin ia pasti bisa melakukannya karena ia sudah kembali menjadi Marni yang penggembira dan penuh harapan, ia sudah begitu lama merenungi kesalahan yang pernah diperbuatnya. 

Lihat selengkapnya