Tunggu sebentar. Aku merasa ada yang ganjil di belakangku. Tapi ketika aku menoleh, nihil. Aku tidak menemukan sesuatu yang ganjil sedikit pun.
Sampai ketika aku memasuki kelas, aku baru menyadari sesuatu. Dan itu pun berkat ucapan sinis teman sekelasku.
"Enak, ya, dijagain sama anak kepsek."
"Loh, siapa?" sahut teman sekelasku yang lain dengan heboh.
"Siapa lagi kalau bukan yang kemarin dibawa ke tengah lapangan," ucap si narasumber.
"Oh, si itu."
Seketika banyak mata menatapku dengan tatapan tidak suka.
Aku memilih diam dan menunduk. Mencoba untuk tidak mendengarnya.
"Btw, emang gimana kejadiannya?"
"Hahaha. Drama banget sih kejadiannya."
Aku melihat dengan jelas, satu meja dikerumuni oleh banyak orang, khususnya siswi.
"Gimana?"
"Tadi tuh, gue lihat si Alden ngikutin dia dari gerbang sampai masuk ke kelas," ujarnya. Lantas menoleh ke arah luar, khawatir yang terlibat pembicaraan mendengarnya.
"Hahaha, gila! Masih ada aja, tuh, kejadian begituan?"
"Ya, kan? Udah kayak di sinetron-sinetron gitu."
Oh, aku paham kenapa sedari tadi merasa aneh. Ternyata ada yang mengikutiku, dan itu Alden.
Tebakanku benar tanpa meleset. Dan apa tadi? Alden anak kepala sekolah? Pantas saja!
"Gibah mulu lo pada! Masih pagi juga," ucap seorang laki-laki yang sepertinya berniat membubarkan kumpulan itu.
"Ah, riweh banget lo! Kalau mau ikutan, gabung aja!"
Aku masih memperhatikan diam-diam. Kukira dia akan benar-benar membubarkan, tapi ia malah ikut bergabung.
"Emang ada hot news apaan hari ini?" kepo si laki-laki.
"Itu, loh. Si itu punya gandengan baru. Anak kepsek, lagi!"
"Si itu siapa?"
"Itu, si itu."
Aku melihat dia menatap ke arahku, diikuti pandangan yang lainnya.
"O-oh ... si itu .... Ah, nggak seru topiknya! Bubar, bubar!" kata si laki-laki.
Tak lama kemudian, ada yang memukul pintu dengan keras. Aku menoleh dan menemukan orang itu lagi. Alden.
"Mana yang namanya Gita?" teriak Alden dengan mata yang menelusuri setiap sudut kelas.
Seseorang mengangkat tangan dengan polosnya. "Gue. Emang kenapa?"
Alden langsung menghampirinya. "Punya mulut tuh dijaga. Jangan buat gibah doang."
"L-lo–"
"Susah-susah lo ngumpulin pahala, malah lo buang karena gibah lo itu!"