15:00
Bodoh, aku hampir terlambat. Sore itu aku bergegas menuju sekolah untuk mengikuti eskul keramik. Aku tidak sendiri, Gita juga ikut terlambat rupanya.
"Excuse me, Miss?"
"Eh?" Seorang pria jangkung berbaju kuning tiba-tiba menghadang langkahku. Aku belum kenal.
"Are you in hurry?" tanyanya. Di belakang pria itu ada temannya yang merekam menggunakna kamera ponsel, ada yang memegang buku catatan dan pulpen, ada pula yang cengengesan.
"Um, yes. Lil' bit. Sorry." Hei, apakah kamu tidak lihat aku sedang buru-buru sekarang? Aku ingin melangkah menjauh.
"Oh, but can you help me for a minute? Can I ask you some question? Not that much." Wajahnya memelas. Sudah pasti ini tugas wawancara Bahasa Inggris. Tapi kenapa harus aku yang menanggapi?
"Um, Gita is very fluent in English. So you better can ask her."
"Karin! Nggak mau ah!"
"Ih, bentaran aja cepet."
"Nggak mau, Rin. Udah kamu aja sana." Gita mendorong tubuhku hingga jarakku dengan si pewawancara ini cukup dekat.
"You want us to answer or just me?" tanyaku.